Jauh sebelum Indonesia resmi menjadi NKRI, ada banyak sekali kerajaan-kerajaan di Indonesia, baik itu yang beraliran Hindu-Budha maupun Islam. Salah satu kerajaan maritim di Nusantara yang beraliran Hindu-Budha dan sangat besar adalah Kerajaan Majapahit. Nah, seperti apa sih jejak kekuasaan kerajaan ini?
Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan beraliran hindu yang berada di Mojokerto, Jawa Timur. Sejarah keberadaan Majapahit dibuktikan berdasarkan banyak prasasti, temuan artefak, banyaknya gapura, candi, saluran air, dan bangunan rumah peninggalan. Sumber utama mengenai peninggalan Majapahit termuat dalam kitab Pararaton dan Negarakertagama.
Dalam kitab Pararaton diceritakan mengenai seorang raden wijaya (Raja pertama Majapahit) dan ringkas lahirnya majapahit. Sedangkan kitab Negarakertagama menceritakan tentang kerajaan ini dalam masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk berdasarkan puisi kuno yang ada.
Raden Wijaya adalah pendiri Kerajaan Majapahit yang bertakhta pada tahum 1293 masehi sampai 1309 masehi dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Setelah beliau wafat maka digantikan oleh putranya, yaitu Jayanegara yang saat itu masih berumur 15 tahun, dimana kekuasaannya tidak berlangsung lama hanya dari tahun 1309 masehi sampai 1328 masehi.
Akibat tidak adanya keturunan dari Jayanegara maka kekuasaan Majapahit jatuh ke tangan adiknya yang bernama Gayatri yang digelari Tribhuwama Tunggadewi dan berkuasa dari tahun 1328 masehi sampai 1350 masehi.
Kerajaan Majapahit mencapai masa jayanya pada era Raja Hayam Wuruk (putra Gayatri) atau Rajasanagara dari tahun 1350 masehi sampai 1389 masehi berkat adanya dukungan dari Mahapatih Gajah Mada yang sangat gigih dalam berperang.
(Baca juga: Sejarah dan Perkembangan Kerajaan Demak)
Mahapatih Gajah Mada juga terkenal dengan “sumpah palapa,” yang mana sumpah tersebut berisikan akan menyatukan wilayah-wilayah Nusantara di bawah naungan kerajaan Majapahit. Pada masa pemerintahannya ini Majapahit lebih dikenal oleh dunia dan menjadi salah satu kerajaan besar se-Nusantara, bahkan sampai memiliki armada maritim dan tempur yang lengkap sehingga disebut dengan Talasokrasi atau Kemaharajaan Bahari.
Wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit pada masa itu meliputi Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, hingga Indonesia bagian timur termasuk Nusa Tenggara, Sulawesi, dan sebagian Maluku. Pengaruh dan ekspansi kerajaan juga sampai ke negeri seberang mulai dari Semenanjung Malaya (Malaysia dan Brunai), Tumasik (Singapura), serta sebagian Thailand dan Filipina.
Akhir Kemunduran
Meninggalnya patih Gajah Mada pada tahun 1368 M dan Hayam Wuruk pada tahun 1389 M, menyebabkan kemunduran dan berkurangnya loyalitas daerah di era pemimpin selanjutnya. Apalagi diperburuk dengan adanya perebutan tahta sampai dengan perang saudara antara Kusuma Wardhani selaku ratu Majapahit dengan Wirabhumi merupakan anak Hayam Wuruk dari selir yang menjadi Raja Blambangan.
Dengan sistem pemerintaham dan birokrasi yang mulai kacau maka banyak daerah yang memisahkam diri dari kerajaan Majapahit. Dalam kekacauan tervut maka lahirlah kesultanan Demak pafa tahun 1522 dan kerajaan Majapahit berhasil dikuasi seutuhnya oleh Demak.