Bagi masyarakat atau penikmat seni, pameran atau pertunjukan karya seni bisa menjadi sarana untuk menumbuhkan kepekaan terhadap estetika seni sekaligus memberi kesempatan untuk mengapresiasi sebuah karya. Sementara bagi sang seniman, pameran menjadi sarana ekspresi sekaligus ajang untuk memperoleh masukan. Baik itu berupa tanggapan atas karya seni itu sendiri, ataupun kritik.
Pameran atau pertunjukan seni rupa bisa diartikan sebagai kegiatan mempertunjukkan sesuatu kepada publik untuk mendapat tanggapan dan penilaian. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan ajang untuk unjuk hasil kerja. Hasil kerja itu dapat berupa benda, dapat pula suatu kegiatan. Disini apa yang dinamakan kritik seni tak jarang akan muncul.
Tapi tentu saja, bukan sembarang kritik. Kritik seni dilakukan menurut metodologi yang mencakup kegiatan mengapresiasi dan menilai karya seni. Pada prinsipnya, ada dua pendekatan yang dilakukan untuk melakukan ini, yakni pendekatan filosofis dan pendekatan empiris. Apa yang membedakan?
Mengacu pada pendekatan filosofis, kritik seni dilakukan dengan lebih menitikberatkan berbagai hal yang melatarbelakangi suatu karya seni. Pendekatan ini tidak melulu melihat apa yang dihasilkan, melainkan mengapa bisa menghasilkan karya seni seperti itu.
Sementara itu, pada pendekatan empiris kritik seni dilakukan dengan mempergunakan kegiatan mengapresiasi secara objektif sebagai basis penilaian.
Perlu diketahui,kritik seni bukanlah menghakimi melainkan lebih merupakan kegiatan mengapresiasi secara objektif. Penilaian yang muncul lebih ditujukan untuk menjadikan suatu ekspresi seni lebih baik lagi.
(Baca juga: Apa Saja Cabang Seni Rupa Dua Dimensi?)
Seorang seniman akan berterima kasih terhadap suatu kritik karena akan terpacu untuk maju sekaligus dibuat terbuka wawasannya, dan akan semakin kreatif dan berkualitas. Bagi masyarakat, kritik seni berfungsi untuk memperluas wawasan seni. Sedangkan bagi seniman kritik tampil sebagai ‘cambuk’ kreatifitas.
Jenis kritik seni
Berdasarkan jenisnya, kritik sebagai apresiasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai cara, antara lain:
a. Kritik jurnalistik
- Disajikan melalui instrumen media massa seperti koran dan majalah.
- Kebanyakan ditulis oleh wartawan seni dan biasanya tampil sebagai resensi, ulasan atau pemberitahuan. Oleh karena itu, Edmud Burke Feldman menegaskan bahwa kritik jurnalistik termasuk kategori berita.
- Menampilkan deskripsi disertai komentar dan ulasan.
- Berkaitan dengan aktualitas dan juga sebagai berita dengan mengejar deadline. Karena itu hampir selalu berhubungan dengan suatu peristiwa (pameran, festival atau kegiatan berkesenian lainnya).
- Bersifat tidak meluas dan mendalam, tetapi justru efektif dan tepat mengingat segmen pembacanya.
b. Kritik pedagogis
- Diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah.
- Bertujuan untuk meningkatkan kematangan estetik dan artistik serta mengembangkan bakat peserta didik sehingga memiliki kemampuan mengenali bakat dan potensi pribadinya masing-masing.
- Kegiatan pembinaan kritik yang dimaksudkan untuk mendewasakan pengalaman artistik dan pengetahuan estetik para penekun pendidikan seni rupa (khususnya, siswa).
c. Kritik ilmiah
- Kritik akademik atau biasa disebut kritik ilmiah adalah istilah yang digunakan di Indonesia sebagai terjemahan dari “Scholary Critism” Feldman.
- Lahir dan berkembang atas dukungan lembaga perguruan tinggi.
- Kritik ini biasanya melakukan pengkajian nilai seni secara luas, dengan menampilkan data secara tepat, dengan analisa, interpretasi, dan penilaian yang bertanggung jawab.
d. Kritik popular
- Kritik ini dikerjakan oleh para kritikus, pengamat bahkan masyarakat biasa setelah melihat sebuah karya seni.
- Diperuntukkan bagi konsumsi massa, atau dalam arti kritik dari mereka yang tidak memiliki keahlian yang dipersyaratkan.
- Hasil kritik mempunyai tingkat analisis atau kedalaman yang berbeda-beda, sesuai latar belakang pendidikan, dan sensitifitas orang yang mengkritik. Masyarakat akan terus memberikan penilaian kritis, tanpa mempertimbangkan apakah penilaian mereka tepat atau tidak. Tidak dapat dipungkiri, dalam batas-batas tertentu penilaian mereka kemungkinan sama baiknya dengan kritik para ahli.