Kelas Pintar
  • Kelas Pintar
    • Solusi Murid
      • Kelas Pintar Regular
      • TANYA
      • SOAL
    • Solusi Guru
    • Solusi Orang Tua
    • Bantuan
  • INSPIRASI
  • TIPS PINTAR
    • Kelas 7
    • Kelas 8
    • Kelas 9
    • Kelas 10
    • Kelas 11
    • Kelas 12
  • EDUTECH
  • UN
  • PARENTING
  • SNMPTN-SBMPTN
Solusi Belajar

Kelas Pintar

TANYA

SOAL

Untuk Guru

Untuk Orang Tua

Kelas Pintar
Kelas Pintar
  • Kelas Pintar
    • Solusi Murid
      • Kelas Pintar Regular
      • TANYA
      • SOAL
    • Solusi Guru
    • Solusi Orang Tua
    • Bantuan
  • INSPIRASI
  • TIPS PINTAR
    • Kelas 7
    • Kelas 8
    • Kelas 9
    • Kelas 10
    • Kelas 11
    • Kelas 12
  • EDUTECH
  • UN
  • PARENTING
  • SNMPTN-SBMPTN
  • Kelas 8
  • TIPS PINTAR

Cari Tahu Lebih Jauh tentang Perang Aceh

  • 27 Mei 2021
  • 3 minute read
  • Kelas Pintar

Perang Aceh merupakan perang terlama yang dihadapi pemerintah kolonial Hindia Belanda dengan menghabiskan biaya paling besar selama abad 19 hingga 20. Kesultanan Aceh Darussalam tidak mau menyerah meski Belanda menggempur dan menyerang kota Serambi Mekkah.

Dalam sejarahnya, perang Aceh ini terbagi dalam empat fase yang berlangsung dari tahun 1873 hingga 1904. Perang ini terjadi karena ambisi Belanda yang ingin menguasai seluruh wilayah Nusantara pada abad ke 19 Masehi.  Butuh waktu yang lama bagi bangsa asing tersebut untuk bisa menundukan wilayah Aceh, lantaran rakyat yang memiliki jiwa pantang menyerah dan semangat jihad yang tinggi, sehingga sulit dikalahkan dengan menggunakan strategi yang bisa.

Dilansir dari Wikipedia, perang Aceh pertama terjadi pada tahun 1873 sampai 1874 yang dipimpin oleh Panglima Plim dan Sultan Mahmud Syah. Saat itu, pihak Belanda yang dipimpin oleh Kohler dengan 3000 serdadunya bisa dipatahkan oleh pasukan Kesultanan Aceh dan Kohler sendiri tewas pada 14 April 1873.

Sepuluh hari kemudian, perang berkecampuk di mana-mana. Yang paling besar saat merebut kembali Masjid Raya Baiturrahman yang dibantu oleh beberapa kelompok pasukan. Ada di Peukan Aceh, Lambhuk, Lampu’uk, Peukan Bada, sampai Lambada, Krueng Raya. Beberapa ribu orang juga berdatangan dari Teunom, Pidie, Peusangan, dan beberapa wilayah lain.

Perang Aceh kedua terjadi tahun 1874-1880, dimana pasukan Belanda dipimpin oleh Jenderal Jan van Swieten berhasil menduduki Keraton Sultan pada 26 Januari 1874 dan dijadikan sebagai pusat pertahanan Belanda. Pada 31 Januari 1874 Jenderal Van Swieten mengumumkan bahwa seluruh Aceh jadi bagian dari Kerajaan Belanda.

Ketika Sultan Machmud Syah wafat pada 26 Januari 1874 dan digantikan oleh Tuanku Muhammad Dawood yang dinobatkan sebagai Sultan di masjid Indrapuri. Perang pertama dan kedua ini adalah perang total dan frontal, dimana pemerintah masih berjalan mapan meskipun ibu kota negara berpindah-pindah ke Keumala Dalam, Indrapuri, dan tempat-tempat lainnya.

Perang Aceh ketiga berlangsung dari tahun 1881 sampai 1896. Perang dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang fisabililah, dimana sistem perang gerilya ini dilangsungkan sampai tahun 1903. Dalam perang gerilya ini pasukan Aceh dibawah Teuku Umar bersama Panglima Polim.

Pada tahun 1899 ketika terjadi serangan mendadak dari pihak Belanda yaitu Van der Dussen di Meulaboh, Teuku Umar harus gugur. Tetapi Cut Nyak Dhien yang merupakan istri Teuku Umar kemudian tampil menjadi komandan perang gerilya.

(Baca juga: Apa yang Kamu Ketahui tentang Perang Batak?)

Perang Aceh yang keempat atau terakhir berlangsung pada tahun 1896 sampai 1910. Pada fase ini, merupakan perang gerilya kelompok dan perorangan dengan perlawanan, penyerbuan, penghadangan, dan pembunuhan tanpa komando dari pusat pemerintahan Kesultanan.

Taktik Mengalahkan Aceh

Untuk mengalahkan pertahanan dan perlawanan Aceh yang begitu kuat, Belanda tak habis akal menjalankan berbagai taktiknya. Belanda berkonsultasi dengan seorang tokoh bernama Dr. Snouck Hurgronje, seorang ahli bahasa, sejarah dan sosial Islam. Setelah itu, Belanda kembali melancarkan aksinya dengan cara mengadu domba masyarakat Aceh.

Dalam aksinya, Belanda menjanjikan sebuah posisi tinggi bagi kaum bangsawan Aceh yang mau berdamai dan mengalahkan kaum ulama Aceh. Taktik tersebut berhasil membuat Belanda mendapatkan kemenangan dan menguasai Aceh.

Disamping itu, taktik lainnya yang dilakukan Belanda adalah dengan cara penculikan anggota keluarga gerilyawan Aceh. Misalnya Christoffel menculik permaisuri Sultan dan Teungku Putroe (1902). Van der Maaten menawan putera Sultan Tuanku Ibrahim. Akibatnya, Sultan menyerah pada tanggal 5 Januari 1902 ke Sigli dan berdamai.

Van der Maaten dengan diam-diam menyergap Tangse kembali, Panglima Polim dapat meloloskan diri, tetapi sebagai gantinya ditangkap putera Panglima Polim, Cut Po Radeu saudara perempuannya dan beberapa keluarga terdekatnya. Akibatnya Panglima Polim meletakkan senjata dan menyerah ke Lhokseumawe pada Desember 1903. Setelah Panglima Polim menyerah, banyak penghulu-penghulu rakyat yang menyerah mengikuti jejak Panglima Polim.

Taktik selanjutnya, pembersihan dengan cara membunuh rakyat Aceh yang dilakukan di bawah pimpinan Gotfried Coenraad Ernst van Daalen yang menggantikan Van Heutz. Seperti pembunuhan di Kuta Reh (14 Juni 1904) di mana 2.922 orang dibunuhnya, yang terdiri dari 1.773 laki-laki dan 1.149 perempuan. Taktik terakhir menangkap Cut Nyak Dhien istri Teuku Umar yang masih melakukan perlawanan secara gerilya, di mana akhirnya Cut Nya Dien dapat ditangkap dan diasingkan ke Sumedang.

 

 

 

 

 

Please follow and like us:
fb-share-icon
Tweet
Kelas Pintar

Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik.

Related Topics
  • Aceh
  • Belanda
  • IPS Terpadu
  • Kelas 8
  • Perang Aceh
Previous Article
  • Kelas 7
  • TIPS PINTAR

Mengidentifikasi Karakteristik Cerita Imajinasi

  • 27 Mei 2021
  • Kelas Pintar
View Post
Next Article
  • Kelas 7
  • TIPS PINTAR

Pengertian Preposition of Place dalam Bahasa Inggris

  • 27 Mei 2021
  • Kelas Pintar
View Post
You May Also Like
type of notice
View Post
  • Kelas 8

Types Of Notice, Terdiri dari Apa Saja?

  • 9 Agustus 2022
  • Kelas Pintar
unsur-unsur pembentuk iklan
View Post
  • Kelas 8

Apa Saja Unsur-Unsur Pembentuk Iklan?

  • 4 Agustus 2022
  • Kelas Pintar
perbedaan budaya
View Post
  • Kelas 8

Faktor-faktor yang Memengaruhi Perbedaan Budaya Dalam Masyarakat

  • 25 Juli 2022
  • Kelas Pintar
karakteristik negara asean
View Post
  • Kelas 8

Karakteristik Negara Anggota ASEAN (Indonesia)

  • 21 Juli 2022
  • Kelas Pintar
Present Continuous Tense
View Post
  • Kelas 8

Present Continuous Tense In Positive and Negative Form

  • 14 Juli 2022
  • Kelas Pintar
luas permukaan prisma
View Post
  • Kelas 8

Menghitung Luas Permukaan Prisma

  • 6 Juli 2022
  • Kelas Pintar
gangguan sistem pernapasan
View Post
  • Kelas 8

Beberapa Gangguan Pada Sistem Pernapasan Manusia

  • 5 Juli 2022
  • Kelas Pintar
tinggi dan keras bunyi
View Post
  • Kelas 8

Memahami Keras dan Tinggi Bunyi

  • 1 Juli 2022
  • Kelas Pintar
Terbaru
  • 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Orang Tua Saat Marah Pada Anak
  • Cari Tahu Lebih Jauh Tentang Pembangunan Sosial Budaya
  • Peranan Pancasila Dalam Pengembangan IPTEK
  • Apa Jadinya Jika Sepatu Tidak Pernah Ditemukan?
  • 10 Negara dengan Gaji Tertinggi di Dunia
DOWNLOAD APLIKASI KELAS PINTAR DI:
Follow social media Kelas Pintar:
Facebook
Facebook
fb-share-icon
Twitter
Visit Us
Follow Me
Tweet
YouTube
Instagram
Copyright © 2020 Kelas Pintar, All Rights Reserved

Input your search keywords and press Enter.