Tahukah kamu, bahwa ada tanaman yang bisa ditanam dengan jenis tanah tertentu? Itulah alasannya mengapa kita hanya menemukan tumbuhan yang homogen di satu tempat. Tak hanya cuaca dan lokasi, ternyata jenis-jenis tanah juga bisa memengaruhi pertumbuhan tanaman yang ditanam di atasnya.
Indonesia yang luas ini ternyata memiliki banyak sekali jenis-jenis tanah. Apa yang membuat tanah di suatu daerah berbeda dengan tanah di daerah lainnya?
Sederhananya, tanah tersusun dari mineral dan batuan organik. Selain itu, ada juga faktor yang memengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu topografi, iklim, bahan organik, unsur hara, jenis vegetasi, dan waktu.
Baca Juga: Apa Saja Komponen Penyusun Tanah?
Jenis-jenis Tanah yang Ada di Indonesia
Agar kamu semakin mengenal jenis-jenis tanah di Indonesia, yuk baca uraian dari Kelas Pintar ini.
1. Tanah Aluvial
Tanah aluvial terbentuk dari endapan lumpur yang terbawa aliran sungai, sehingga tanah ini umum ditemukan di dataran rendah atau bagian hilir.
Ciri-cirinya, tanah aluvial berwarna coklat kelabu dan bersifat subur. Tanah ini cocok digunakan untuk budidaya pertanian, seperti padi, palawija, dan lain-lain. Teksturnya yang lembut membuat tanah aluvial mudah digarap sehingga bisa segera ditanami.
Jenis tanah ini tersebar banyak di Indonesia, bahkan kamu bisa menemukannya di pulau-pulau besar.
2. Tanah Andosol
Tanah andosol merupakan jenis tanah vulkanik, artinya berasal dari vulkanisme pada gunung berapi. Ciri-cirinya, tanah andosol identik dengan warna hitam dengan kadar organik dan air yang tinggi. Namun, tingkat kelembaban tanah ini rendah.
Umumnya, tanah andosol ditemukan di daerah yang memiliki iklim basah dan curah hujan tinggi. Tanah ini sangat subur dan bagus digunakan untuk budidaya tanaman.
3. Tanah Grumusol
Tanah grumusol berasal dari pelapukan batu kapur dan tuffa vulkanik. Karena bahannya berupa kapur, kandungan bahan organiknya sangat rendah sehingga kurang subur.
Tekstur tanah grumusol kering dan mudah pecah, terutama di musim kemarau. Oleh karena itu, tanah ini tidak cocok digunakan untuk menanam tanaman apapun. Biasanya, tanah grumusol ditemukan di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.
4. Tanah Humus
Tanah humus muncul karena pembusukan tumbuh-tumbuhan yang sudah mati. Biasanya tanah humus ditemukan di daerah hutan karena sifatnya subur dan cocok digunakan untuk budidaya tanaman.
Kandungan organiknya ini membuat tanah humus mengandung banyak unsur hara dan mineral. Ciri-ciri tanah humus adalah berwarna kehitam-hitaman.
Baca Juga: Kegunaan Tanah dan Jenisnya
5. Tanah Inceptisol
Jenis tanah inceptisol ini terbentuk dari batuan sedimen. Warnanya sedikit kecoklatan dan kehitaman, juga ada campuran sehingga tanah inceptisol bisa berwarna keabu-abuan.
Tidak banyak tanaman yang cocok ditanami di tanah ini. Tanah inceptisol lebih ideal untuk budidaya perkebunan, seperti karet dan kelapa sawit. Tanah ini bisa kamu temukan di berbagai daerah di Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
6. Tanah Laterit
Tanah laterit tidak cocok untuk tanaman. Kandungan unsur hara dalam tanah laterit sudah hilang. Selain itu, tanah laterit juga sangat tandus. Kandungan yang ada dalam tanah laterit adalah besi oksida dan aluminium hidroksida. Biasanya, tanah laterit ditemukan di daerah yang lembab.
7. Tanah Liat
Ini adalah jenis tanah yang umum kita kenal dan jumpai. Tanah liat terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat. Proses panas bumi juga menghasilkan tanah berwarna abu-abu pekat ke hitam ini. Biasanya, tanah ini lebih sering digunakan untuk membuat kerajinan.
Baca Juga: 5 Manfaat Kerajinan Bahan Lunak yang Sangat Berguna
8. Tanah Pasir
Tanah pasir terbentuk dari batuan pasir yang melapuk, sehingga lebih mudah ditemukan di daerah pantai atau kepulauan. Tekstur tanah pasir sangatlah lemah, sehingga tidak ada kandungan air dan mineral.
9. Tanah Oxisol
Tanah oxisol memiliki tekstur yang halus seperti tanah liat. Bedanya, tanah oxisol berwarna merah hingga kuning, sedangkan tanah liat cenderung berwarna abu abu atau hitam. Tanah ini biasanya ditemui di daerah dengan iklim tropis basah dan cocok untuk perkebunan.
10. Tanah Litosol
Tanah litosol terbentuk dari proses pelapukan batuan beku dan sedimen. Karena itu, tanah litosol memiliki butiran kasar, bahkan ada kerikil di dalamnya. Tanah ini biasa ditemui di daerah dengan kecuraman tinggi, seperti Nusa Tenggara Barat.
Banyak sekali jenis-jenis tanah yang tersebar di Indonesia, ya. Jadi, kamu sudah mengerti, ‘kan mengapa tanah di Indonesia bisa berbeda-beda? Kalau kamu masih bingung, gunakan saja fitur TANYA di Kelas Pintar, dan pertanyaanmu akan dijawab oleh guru geografi yang sudah banyak pengetahuannya. Kamu juga bisa menggunakan fitur bimbel online untuk belajar bersama kami dan fitur SOAL untuk menguji pemahaman kamu tentang geografi. Daripada penasaran terus, download saja aplikasi Kelas Pintar.