Apakah kalian pernah bertanya-tanya, kira-kira kenapa ya tanaman di satu tempat lebih bisa hidup dibanding di tempat lainnya? Apakah ini ada hubungannya dengan keberadaan mineral di tempat tersebut, sehingga membuat tanah menjadi subur? Atau, apakah ini semata bergantung pada jenis tanah?
Sebenarnya, tanah yang subur belum tentu mempunya mineral yang banyak. Kesuburan suatu tanah adakalanya ditentukan juga oleh sifat fisika dan kimia tanah tersebut. Sifat kimia tanah yang menjadi indikator kesuburan tanah salah satunya adalah pH. Sedangkan sifat fisika pada tanah dapat diamati pada tekstur dan struktur tanah.
Bicara mengenai tekstur tanah, tentu tidak lepas dari tipe atau jenis tenah tersebut, yang dalam hal ini menggambarkan ukuran partikelnya. Nah, berdasarkan proporsi partikelnya, tanah dapat diklasifikasikan menjadi 3, yakni tanah berpasir, tanah lempung dan tanah liat. Apa bedanya?
Tanah Berpasir
Tanah berpasir adalah tanah yang memiliki proporsi partikel besar lebih banyak, terpelihara dengan baik karena jarak yang kecil diantara partikelnya, serta ringan dan kering.
Tanah Lempung
Jenis tanah yang satu ini memiliki ciri diantaranya memiliki proporsi partikel halus dan partikel besar yang sama. Tanah Lempung juga merupakan campuran dari tanah liat dengan tanah berpasir dan lumpur.
(Baca juga: Memahami Proses Pembentukan Tanah)
Tanah jenis ini umumnya memiliki kapasitas penahan air yang baik, serta merupakan tempat yang baik untuk menanam tumbuh-tumbuhan.
Tanah Liat
Berbekalikan dengan tanah berpasir, tanah liat memiliki proporsi partikel halus lebih banyak, terdapat sedikit rongga diantara partikelnya, serta biasa digunakan untuk membuat pot, patung dan mainan. Tanah liat juga merupakan jenis tanah yang mempunyai kapasitas penahan air yang relative lebih banyak dibandingkan tipe tanah lainnya.
Selain ketiga jenis tanah di atas, ada beberapa jenis tanah lainnya yang perlu kita ketahui, diantaranya:
- Tanah alluvial, yakni tanah yang berasal dari endapan dari aliran sungai yang membawa tanah kaya akan mineral.
- Tanah andosol, yakni tanah yang berasal dari abu atau batu vulkanik setelah mengalami pelapukan.
- Tanah kapur, yakni tanah yang terbentuk akibat pelapukan dari batuan kapur.
- Tanah regosol, yakni tanah yang berasal dari material gunung berapi yang bersifat kasar.
- Tanah gambut, yakni tanah yang berasal dari makhluk hidup yang telah mati.
- Tanah latosol, yakni tanah latosol telah mengalami perkembangan atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman tanah dalam, tekstur lempung, struktur remah sampai gumpal, konsistensi gembur sampai agak teguh, warna cokelat, merah, sampai kuning. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.
- Tanah gramusol, yakni tanah yang memiliki sifat halus dan sering disebut tanah berlempung.
- Tanah laterit, yani jenis tanah yang mempunyai warna merah dan mengandung banyak zat besi serta aluminium.