Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa bangsa Vietnam memberikan pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan berkembangnya kebudayaan Sa Hyun di Nusantara. Lalu apa itu kebudayaan Sa Hyunh dan pengaruhnya terhadap kebudayaan di Indonesia.
Kebudayaan Sa Hyunh adalah kebudayaan proto sejarah yang tumbuh di kawasan Vietnam tengah dan selatan, yang berkemang pada kurun waktu 1000 Sebelum Masehi (SM) sampai sekitar tahun 200 Masehi (M). Diwilayah itu ditemukan hasil-hasil kebudayaan dari Besi, seperti peralatan rumah tangga dan perhiasan.
Adapun contoh perkakas rumah tangga dalam bentuk bejana, tempayan dan gerabah. Sedangkan perhiasan dalam bentuk cincin, anting, dan gelang berbentuk spiral. Situs kebudayaan Sa Hyunh terletak di provinsi Quan Binh.
Kebudayaan Besi
Penelitian arkeologi menunjukan bahwa kebudayaan Sa Hyunh kaya akan beragam peralatan untuk menunjang kehidupan. Selain perkakas rumah tangga dan perhiasan ditemukan juga senjata dan peralatan pertanian. Senjata berupa kapak, pedang, ujung tombak, belati, dan cerulit. Peralatan pertanian berupa mata cangkul, sekop, sabit, dan pisau bertangkai.
Baca juga: Cari Tahu Tentang Kebudayaan Pacitan
Tampak disini perbedaan orientasi kebudayaan bagian tengah dan selatan dengan bagian utara Vietnam. Karena bagian Utara, orientasi lebih mendominasi kebudayaan perunggu (kebudayaan Dongson) sedangkan di Selatan sudah berorientasi pada kebudayaan besi (kebudayaan Sa-Hyunh).
Sistem Kepercayaan
Kebudayaan Sa Hyunh telah terbiasa mengadakan upacara penguburan. Abu jenazah yang telah di kremasi dimasukan ke dalam guci lalu ditutup. Penguburan dalam guci ini disertai persembahan tertentu yaitu manik-manik dari kaca. Tradisi penguburan ini sampai Ke Indonesia setelah diperkenalkan oleh orang-orang Cham yang merupakan keturunan masyarakat kebudayaan Sa-Hyunh.
Perdagangan
Kebudayaan Sa-Hyunh telah memiliki jaringan perdagangan yang luas. Masyarakat disana sudah terbiasa menjalin transaksi ekapor dan impor dengan mancanegara. Kondisi ini terbukti dari temuan berupa manik-manik yang terbuat dari kaca, batu akik, dan emas. Benda-benda tersebut bukan buatan masyarakat Sa-Hyunh berarti diimpor dari tempat lain.
Komoditas impor lainnya, berupa cermin perunggu bergaya Dinasti Han dari Tiongkok yang juga ditemukan di situs Sa-Hyunh.
Sebaliknya, komoditas hasil kebudayaan Sa Hyunh ditemukan ditempat lain, berarti barang-barang itu di ekspor kesejumlah tempat. Misalnya, hiasan telinga khas Sa Hyunh ditemukan di situs arkeologi di Thailand dan Taiwan.
Pengaruh Kebudayaan Sa Hyunh
Pelaku ini termasuk rumpun Austronesia, satu rumpun dengan penduduk yang tersebar di Kepulauan Nusantara. Hal ini menandakan bahwa kebudayaan dari Vietnam ikut mempengaruhi kebudayaan di Indonesia.
Pengaruh paling jelas terlihat pada tradisi pembuatan gerabah. Situs gerabah nusantara dari masa prakarsa antara lain terdapat di Bekasi dan Gilimanuk.
- Sejak abad ke 2 M telah terdapat pemukiman yang menjadi pusat pembuatan gerabah di desa Buni, Bekasi. Terdapat dua macam gerabah, yaitu gerabah berwarna kemerahan dan kelabu. Gerabah kemerahan di hiasi ornamen berupa goresan garis sejajar dan dipoles dengan warna merah.
- Sejak masa prakarsa, Gilimanuk menjadi salah satu pusat pembuatan gerabah. Ada beragam ukuran gerabah yang dihasilkan dan ciri khasnya berupa pola jala yang menunjukan pengaruh kebudayaan Sa Hyunh.