Penemuan manusia purba menjadi tonggak penting untuk melihat sejarah umat manusia di bidang keilmuan berdasarkan bukti yang ada. Dimana lewat beberapa penelitian para ilmuwan tersebut beragam fosil manusia purba berhasil ditemukan di berbagai kawasan di dunia. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk memahami evolusi kehidupan manusia.
Pada umumnya, manusia purba meninggalkan petunjuk entah itu jejak kaki, batu pahat, materi genetik, dan lain sebagainya yang dapat mengungkapkan mereka bertahan dan akhirnya menyebar ke seluruh bumi. Oleh karena itu, banyak para peneliti maupun ilmuwan yang terus mencari jejak dari manusia purba tersebut. Ada beberapa penelitian manusia purba di berbagai belahan dunia ini antara lain :
- Penelitian di gua Zhoukoudien, Tiongkok
Penelitian ini dilakukan oleh Davidson Black yaitu seorang paleoantropolog dari Kanada. Pada tahun 1921, ia berhasil menemukan fosil Homo Erectus yang diberi nama Sinanthropus Pekinensis, manusia purba ini diperkirakan hidup sekitar 400 ribu hingga 250 ribu tahun lalu. Volume otak sekitar 900-1200 cc dengan tinggi badan antara 165-180 cm.
- Penelitian di bukit Siwalik, Pakistan
Penelitian ini dilakukan oleh G. Edward Lewis seorang paleontolog dari Universitas Yale. Pada tahun 1930, ia menemukan fosil dengan ciri-ciri menyimpang dari kera dan mengarah kepada bentuk manusia. Ia menamai temuannya itu Ramapithecus Brevirostris. Spesies ini merupakan Hominid paling primitive meskipun masih didiskusikan apakah berevolusi menjadi manusia purba ataukah tidak.
Baca juga: Berkenalan dengan Manusia Purba Australopithecus
- Penelitian di Lembah Neander, Dusseldrof Jerman
Penelitian ini dilakukan oleh Rudolf Virchow seorang antropolog dari Jerman. Pada tahun 1856 ia menemukan fosil manusia purba yang dinamai Homo Neandherthalensis. Posisi manusia purba ini dalam evolusi manusia berada di antara Homo Erectus dan Homo Sapiens.
- Penelituan di gua Cro-Magnon, Prancis
Penelitian ini dilakukan oleh Edouard Lartet seorang geolog dari Prancis. Pada tahun 1868, ia menemukan fosil manusia purba yang dinamai Homo Cro-Magnon. Manusia purba ini hidup sekitar 40 ribu hingga 10 ribu tahun lalu. Tingginya sekitar 161-171 cm dengan tubuh padat berotot kuat. Diperkirakan manusia purba ini merupakan Homo pertama yang memiliki dagu menonjol. Namun, muncul anggapan manusia pura ini sudah termasuk Homo Sapiens.
- Penelitian di pertambangan Taung, Afrika Selatan
Penelitian ini dilakukan oleh Raymond Dart seorang antropolog dari Afrika Selatan. Pada tahun 1925, ia menemukan fosil tengkorak anak manusia purba yang dinamai Australopithecus Africanus. Temuan ini mendorong penelitian lainnya di gua-gua kapur negara itu. Koleksi fosil paling banyak ditemukan di gua Sterkfontein pada tahun 1946 oleh Robert Broom seorang paleontolog negara itu. Australopithecus Africanus diperkirakan hidup antara 3 juta hingag 2,4 juta tahun lalu.