Setiap hari manusia menerapkan konsep ilmu ekonomi dalam kehidupannya, baik dilakukan secara sadar maupun tidak. Apalagi, sumber masalah terbesar dalam kehidupan manusia bukan hanya individu, rumah tangga, bahkan negara adalah masalah ekonomi. Maka perlu untuk memahami pengertian ilmu ekonomi, sehingga bisa lebih bijak dalam menghadapi masalah dalam aktivitas ekonomi.
Secara harfiah, ekonomi berasal dari dua kata yakni “oikos” yang berarti rumah tangga atau keluarga dan juga “nomos” yang memiliki arti peraturan atau hukum yang berlaku. Jadi bisa disimpulkan ekonomi merupakan sebuah aturan atau hukum yang berlaku di sebuah keluarga atau rumah tangga.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian ilmu ekonomi adalah merupakan cabang ilmu yang tertuju pada asas-asas produksi, distribusi, pemakaian barang atau kekayaan. Kekayaan yang di maksud adalah termasuk uang, perdagangan atau segala perindustrian, juga hal-hal yang berkaitan dengan pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya.
Baca juga: Pengertian Ekonomi Syariah
Pada dasarnya dari masa ke masa bermunculan beragam pendapat tentang pengertian ilmu ekonomi. Dimana, pengertian ilmu ekonomi menurut para ahli ada banyak sekali definisinya, antara lain :
- Xenophon (430-354 SM)
Dalam bukunya “Oikonomikos” filsuf Yunani ini membahas tata cara pengelolaan (manajemen) rumah tangga mencakup pertanian, pemerintahan, dan pertahanan. Buku tersebut menginsiprasi istilah ekonomi (oikos = rumah tangga, nomos = aturan).
- Adam Smith (1723-1790)
Ekonom dan filsuf Scotlandia ini diakui sebagai “Bapak Ekonomi Modern” terutama melalui tulisannya di buku “Wealth of Nations”. Menurutnya ilmu ekonomi adalah studi kemakmuran (kesejahteraan). Ilmu ekonomi mempelajari proses produksi, konsumsi, dan distribusi kemakmuran suatu negara. Kekayaan suatu negara menentukan kebahagiaan warganya.
Pengertian ilmu ekonomi dari Adam Smith di pertegas oleh para pakar ekonomi Inggris seperti Thomas Robert Malthus, David Ricardo, dan John Stuart Mill. Pemikiran mereka dikenal sebagai aliran ekonomi klasik yang menjadi peletak dasar sistem ekonomi kapitalisme.
- Alfred Marshall (1842-1924)
Dalam bukunya “Principles of Economics”, ekonom Inggris ini mengartikan ilmu ekonomi sebagai studi kemakmuran sekaligus manusianya. Kemakmuran tidak terbentuk begitu saja melainkan karena peran aktif manusia. Kemakmuran suatu negara tampak dari kemakmuran manusianya. Untuk itulah ilmu ekonomi perlu mempelajari bagaimana manusia hidup dan melakukan kegiatan sehari-hari.
Pemikiran Alfred Marshall ini menjadi perintis aliran ekonomi neoklasik. Aliran inilah yang turut berperan memunculkan konsep kelangkaan, penawaran, dan permintaan sebagai bagian penting dari ilmu ekonomi.
- Lionel Robins (1898-1984)
Ekonom Inggris ini mengartikan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan hubungan antara upaya memenuhi kebutuhan dan berbagai pilihan memanfaatkan sumber daya yang langka. Perhatian utama ekonomi bukanlah kemakmuran melainkan kelangkaan. Berdasarkan kelangkaan manusia menentukan pilihan yang tepat agar kebutuhan terpenuhi secara maksimal. Definisi Robins ini menjadi landasan konsep ilmu ekonomi sekarang ini.
- Paul Samuelson (1915-2009)
Ekonom asal Amerika Serikat ini meneruskan konsep ilmu ekonomi Robins, namun ia melengkapinya dengan menekankan pentingnya efisiensi, masalah pilihan, alokasi sumber daya, waktu, dan distribusi. Menurut Samuelson ilmu ekonomi adalah studi bagaimana individu dan masyarakat memilih, dengan atau tanpa biaya, alokasi sumber daya produktif yang langka, untuk menghasilkan berbagai komoditas dari waktu ke waktu dan mendistribusikannya untuk konsumsi sekarang dan di masa depan diantara berbagai kalangan. Pengertian yang diajukan Samuelson ini membuat konsep ekonomi menjadi lebih dinamis (menyesuaikan diri dengan