Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, bahkan banyak berbagai peninggalan dan fakta sejarah yang ada menunjukan bahwa dahulu ada banyak kerajaan bercorak Hindu yang berjaya di Indonesia. Salah satu kerajaan besar bercorak Hindu adalah Kerajaan Kediri.
Kerajaan Kediri merupakan Kerajaan bercorak Hindu dan kelanjutan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur. Dalam catatan sejarah, Kerajaan Kediri juga disebut dengan nama Kerajaan Kadiri, Daha, dan Panjalu. Pusat pemerintahannya terletak di Daha Dahanaputera, Kediri Jawa Timur.
Berdirinya Kerajaan Kediri ini tidak lepas dari peran Raja Airlangga. Ia membagi daerah kekuasaannya menjadi dua bagian pada tahun 963 M demi menghindari pertikaian. Dilakukan seorang Brahmana bernama Mpu Barada, Raja Airlangga membagi wilayah kahuripan menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (kediri) yang dibatasi oleh sungai kawi dan gunung brantas.
Kerajaan ini berlangsung dari abad ke 11 hingga 13. Berakhirnya Kerajaan Kediri ini karena kalah melawan pasukan Singasari yang dipimpin oleh Ken Arok. Selanjutnya Kerajaan ini menjadi wilayah bawahan Singasari lalu Majapahit.
Sumber Sejarah
Sumber sejarah penting mengenai Kediri berupa sejumlah prasasti yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno. Mayoritas prasasti berasal dari abad ke 12. Berikut ini adalah sumber sejarah Kerajaan Kediri, antara lain :
- Prasasti Pamwatan menyebut nama putera Airlangga yaitu Sri Samawawijaya yang diserahi kepercayaan sebagai Raja Kediri Pertama.
- Prasasti Sirah Keling memuat informasi tentang Raja Kediri bernama Sri Jayawarsa.
- Prasasti Ngantang menginformasikan peristiwa kemenangan Kediri atas Janggala. Prasasti itu memuat semboyan Panjalu Jayati (Panjalu Menang).
- Prasasti Mula Malurung memuat daftar nama penguasa Kediri setelah menjadi wilayah bawahan Kerajaan Singasari.
- Sumber informasi lainnya berupa dua buah kronik dari Tiongkok yaitu Ling-wai-ta-ta yang ditulis oleh Chou Chu Fei dan Chu Fan Chi yang ditulis oleh Chao Ju Kua.
- Kronik Ling-wai-ta-ta memuat informasi tentang kondisi pemerintahan dan masyarakat Kediri. Kronik ini menyebut juga pada masa itu negeri paling kaya selain Tiongkok adalah Arab, Jawa,dan Sumatera.
- Kronik Chu-Fan-Chi menginformasikan posisi Kediri sebagai kerajaan besar stabil dengan wilayah sebagian Jawa dan sejumlah luar Jawa.
Baca juga: Berkenalan Dengan Kerajaan Medang Kamulan, Adanya Jawa Timur
Kehidupan Politik
Sejumlah sumber melukiskan Kerajaan Kediri sebagai kerajaan yang kuat secara militer dan ekonomi. Ada beberapa raja-raja Kediri yang tersohor, antara lain :
- Sri Samarawijaya, massa pemerintahannya diwarnai perang saudara melawan Janggala.
- Sri Bameswara, massa pemerintahannya memprioritaskan perhatian kepada rakyat. Misalnya, ia mengeluarkan kebijakan menjadikan desa pandlegan sebagai wilayah bebas pajak karena jasanya membantu perjuangan raja.
- Sri Jayabhaya massa pemerintahannya merupakan massa kejayaan Kediri. Ia mampu mengalahkan Janggala dan mempersatukan kembali Kerajaan yang pecah sepeninggal Airlangga. Raja ini termasyur dengan ramalan masa depan Nusantara yang disebut Jongko Joyoboyo.
- Sri Gandra massa pemerintahannya menandai untuk pertama kali nama hewan dipakai untuk nama depan pejabat pemerintahan.
- Sri Kameswara, massa pemerintahannya direkonsiliasi dengan Janggala melalui pernikahan raja dengan Sri Kirana.
- Sri Kertajaya massa pemerintahannya ditandai perseteruan dengan kalangan brahmana dan rahib.
Kejayaan Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri ini berkuasa selama dua abad lamanya dan sempat mencapai puncak kejayaan dibawah pemerintahan Rqja Jayabaya (1135-1159). Berkembang menjadi kerajaan agraris yang sukses dengan hasil pertanian di sekitar sungai Brantas yang melimpah.
Selain bercocok tanam, mereka juga melakukan perdagangan emas, perak, kayu cendana, rempah-rempah, dan pinang yang berperan dalam perdagangan di Asia. Pada massa itu, berkembang pula kebudayaannya terutama di bidang sastra dengan adanya beberapa peninggalan karya sastra yang terkenal hingga kini.