Bunyi adalah sesuatu yang akrab dengan pendengaran manusia sehari-hari. Namun, tidak adanya suara yang di dengar oleh telinga bukan menandakan bahwa tidak ada bunyi sama sekali. Kemungkinan bunyi tersebut berada di luar rentang pendengaran manusia, atau dikenal sebagai gelombang infrasonik.
Pada dasarnya, bunyi merupakan salah satu jenis gelombang longitudinal yang dihasilkan dari getaran suatu benda. Sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat medium dan bersumber dari benda yang bergetar.
Berdasarkan frekuensinya, gelombang bunyi dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu gelombang infrasonik, gelombang audiosonik, dan gelombang ultrasonik.
Pada materi kali ini kita akan membahas tentang gelombang infrasonik. Ini merupakan gelombang bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz, dan tidak dapat didengar oleh telinga manusia melainkan hanya dapat didengar oleh hewan tertentu.
Selain itu, gelombang infrasonik diketahui dapat merambat dari jarak yang sangat jauh. Bahkan infrasonik dapat menembus hambatan tanpa ada pengurangan besaran frekuensi yang dikeluarkan.
Adapun sumber gelombang infrasonik biasanya berasal dari gempa bumi baik itu aktivitas tektonik (pergeseran lempeng) maupun aktivitas vulkanik (gunung berapi). Gelombang ini pada gempa bumi disebut dengan seismik.
Baca juga: Gelombang Transversal dan Longitudinal, Bedanya?
Oleh karena itu, meski tidak dapat di dengar oleh manusia, tetapi bunyi infrasonik menjadi tolak ukur dalam penggunaan alat seismometer untuk menangkap bunyi infrasonik yang sangat rendah sehingga kita dapat mengantisipasi terjadinya gempa bumi.
Dilansir dari laman Wikipedia, gelombang infrasonik pertama kali yang diamati kemungkinan adalah ketika Gunung Krakatau meletus menghasilkan gelombang atau getaran yang mengelilingi bumi sedikitnya 7 kali dan tercatat di berbagai stasiun di seluruh dunia.
Disamping itu, ada beberapa jenis hewan yang mampu mendengar gelombang ini, seperti gajah, paus, kuda nil, jerapah, dan aligator. Bagi hewan, bunyi infrasonik ini digunakan untuk berkomunikasi dengan hewan lainnya misalnya memberitahukan ada predator yang mengintai keselamatan mereka.
Sementara itu, gelombang seismik biasanya mampu di deteksi oleh hewan-hewan di sekitarnya. Sehingga ketika akan terjadi gempa hewan-hewan ditempat tersebut akan berpindah terlebih dahulu dari lokasi kejadian.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa seseorang atau binatang yang berada di sekitar gelombang infrasonik maka akan cenderung merasa cemas, gelisah, ngeri, dan merasakan suatu keanehan emosi.