Kemajuan teknologi yang semakin cepat di era digital ini sangat mempengaruhi perubahan gaya hidup masyarakat, termasuk cara berbisnisnya. Di Indonesia sendiri, sebagian dari kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan aplikasi Grab maupun Gojek, yang bisnisnya mengandalkan kecanggihan teknologi smartphone. Dimana, perusahaan start up berbasis online tersebut menerapkan prinsip berbagi diantara produk layanannya. Ini dikenal dengan konsep ekonomi berbagi.
Ekonomi berbagi (sharing economy) mulai dikenal pada awal tahun 2000-an. Konsep yang lahir di Silicon Valley, Amerika Serikat ini dikenal juga dengan sebutan collaborative economy. Ini adalah konsep ekonomi yang memungkinkan seseorang untuk menyewa atau meminjam dari pihak lain dari pada membeli.
Di sisi lain, konsep ekonomi berbagi memungkinkan orang menghasilkan uang dari barang-barang yang kurang dimanfaatkan. Aset yang bisa dimanfaatkan termasuk barang-barang seperti mobil, rumah atau peralatan listrik, mainan dan pakaian.
Disamping itu, ini adalah model ekonomi yang biasanya didefinisikan sebagai kegiatan berbasis peer-to-peer (P2P) untuk mendapatkan, menyediakan atau berbagi akses ke barang dan jasa yang dipromosikan oleh platform online berbasis komunitas.
Baca juga: 3 Jenis Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Manfaat ekonomi berbagi tidak hanya terletak pada banyaknya antusiasme saja tapi juga pada efisiensi yang diberikan terhadap sumber daya melalui konsumsi bersama. Ini juga mengurangi dampak konsumsi yang tak terbendung terhadap lingkungan dan juga menghemat biaya.
Dengan konsep ekonomi ini setiap pengguna aplikasi transportasi online tidak perlu lagi membeli atau membayar pajak kendaraan, dengan ini pengguna dapat mengurangi biaya perawatan sehingga lebih murah. Selain itu, dapat memberikan penghasilan tambahan pada penyedia jasa yang akan menutupi biaya perjalanan yang dikeluarkan, sehingga ekonomi jenis ini banyak memberikan keuntungan kepada kedua pihak.
Saat ini, banyak perusahaan yang mengusung konsep sharing economy dalam menjalankan bisnisnya. Dua contoh perusahaan yang sukses menerapkan konsep ini adalah Airbnb dan Transportasi online (Grab dan Gojek di Indonesia). Selain itu, ada beberapa contoh lainnya seperti aplikasi Adopsi, Turo dan Gatearound, Sidecar dan Nebengers, Task Rabbit, dan Bike Seeker.
Di sisi lain, dalam sebuah organisasi yang berpegang teguh pada ide ekonomi berbagi bisa lebih unggul daripada pelaku usaha tradisional karena ekonomi berbagi memiliki banyak keunggulan, antara lain :
- Menjangkau lebih banyak pelanggan
- Memiliki fleksibilitas lebih tinggi
- Biaya lebih efisien
- Membangun kepercayaan
- Meningkatkan keuntungan
Namun, terlepas dari banyaknya keuntungan atau kelebihan yang dimiliki, konsep ekonomi berbagi juga bukannya tidak memiliki kekurangan. Dalam hal ini isu-isu seputar keamanan, privasi dan adanya konsep penggunaan bersama yang tidak bertanggung jawab masih menjadi isu tersendiri.