Indonesia kaya akan beragam seni tari, baik sebagai bentuk kreativitas maupun karya budaya (warisan leluhur). Pada dasarnya, semua gerak tari menunjukan keindahan, dalam arti enak untuk dinikmati dan mengundang kekaguman. Namun, dalam menikmati keindahan seni tari perlu adanya suatu kepekaan yang dapat dibentuk dengan pemahaman unsur tari, salah satunya dari sisi energi.
Seni tari adalah ungkapan perasaan jiwa seseorang yang disajikan dengan bentuk dan gerak tubuh. Biasanya, dalam tarian terdapat berbagai unsur tari yang saling mendukung dan mampu memunculkan perpaduan yang harmonis.
Adapun unsur tari ini terdiri dari 5 yang disingkat menjadi BASTE, meliputi tubuh (body), aksi (action), ruang (space), waktu (time), dan energi (energy).
Nah, pada materi kali ini kita akan membahas lebih jauh mengenai unsur tari dari sisi energi. Dimana gerak tubuh manusia dapat berlangsung karena energi.
Tanpa energi tidak mungkin dapat dihasilkan gerak yang baik. Maka, energi dibutuhkan dalam gerak tari yang berperan sebagai kekuatan yang mengendalikan, menggiatkan, dan menghentikan gerakan demi gerakan.
Baca juga: Merangkai Gerak Tari Kreasi, Apa Saja Langkahnya?
Energi berkaitan dengan proses, yaitu bagaimana gerakan demi gerakan dapat dilakukan dengan baik. Energi dalam tarian adalah kualitas estetis dari gerak tari yang ditentukan oleh aliran dan kontrol energi. Misalnya, ada tarian yang memerlukan energi kuat seperti melompat, berlari, dan gerakan cepat.
Namun, ada juga tarian yang memerlukan energi ringan seperti gerakan lambat sambil tetap berdiri di tempat. Tetapi ada pula tarian yang memerlukan variasi energi, baik dari ringan, sedang, kuat atau variasi lain tergantung intensitas gerak tubuh yang dilakukan.
Gerak estetis tersebut ditentukan oleh terkontrolnya energi secara baik karena bagian tubuh yang digerakan dengan berbagai cara sangatlah ditentukan oleh banyaknya energi dan tingkatan kekuatan yang digunakan.
Kendati demikian, peran energi dalam seni tari tidak hanya berkaitan dengan fisik tetapi juga emosi. Misalnya, sikap agresif dalam gerak tari didukung oleh energi yang lebih kuat dibandingkan gerak tari yang mengekspresikan kelembutan. Sehingga, keberhasilan penyaluran energi dalam gerak tari menentukan keakuratan penjiwaan suatu tarian.