Indonesia merupakan negara yang majemuk bukan hanya adat istiadat tetapi juga keragaman dalam agama. Untuk mengatur hubungan manusia dengan pencipta-Nya maka dibentuklah seperangkat aturan yang disebut lembaga agama.
Pada dasarnya, agama adalah sarana bagi manusia untuk berhubungan dengan sang pencipta-Nya, sehingga manusia senantiasa mendekatkan diri pada Nya melalui pentunjuk kitab suci untuk mencapai keselamatan di dunia maupun akhirat. Jika manusia kehilangan arah atau melanggar norma yang berlaku, maka agama dapat mengembalikan keseimbangan.
Sedangkan lembaga agama merupakan lembaga sosial yang menuntun praktik dan pedoman hidup keagamaan berdasarkan nilai-nilai agama yang diakui masyarakat. Nilai-nilai agama mengatur cara hidup vertikal manusia yaitu hubungan manusia dengan Tuhan.
Cara hidup vertikal itu lebih lanjut di konkretkan dengan cara hidup horizontal yakni hubungan manusia dengan sesama. Artinya pengabdian dan ketakwaan kepada Tuhan ditunjukan dengan perbuatan baik kepada orang lain.
Di Indonesia sendiri ada beberapa lembaga agama sesuai dengan agama yang ada, antara lain : Majelis Ulama Indonesia (MUI/ Islam), Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI/ Kristen), Konfrensi Wali Gereja Indonesia (KWI/ Katolik), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI/ Hindu), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi/ Buddha), serta Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Khonghucu).
Baca juga: Keberagaman dan Manfaat yang Dimiliki Bagi Lingkungan
Fungsi Lembaga Agama
- Sebagai pedoman dan pegangan hidup. Nilai-nilai agama memuat kebijakan yang luhur tentang kebaikan dan kebenaran.
- Pengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesama. Agama memberikan tuntunan bagaimana beribadah kepada Tuhan dan bagaimana berperilaku seharusnya dalam kehidupan sehari-hari (mana yang wajib, mana yang dilarang).
- Penguat kebersamaan diantara sesama manusia karena agama selalu mementingkan kebaikan.
- Pedoman keyakinan manusia untuk selalu berbuat baik dan benar di tengah hingar bingar kehidupan yang kadang bisa menjerumuskan manusia untuk melakukan keburukan.
Disamping 4 fungsi tersebut ada, dilansir dari buku “Pengantar Ringkas Sosiologi : Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial”, lembaga agama memiliki 2 fungsi antara lain :
- Fungsi nyata (Manifest)
Fungsi nyata disini berhubungan dengan segi-segi doktrin, ritual, dan aturan perilaku dalam agama. Selain itu, juga berfungsi untuk membujuk manusia agar melaksanakan ritual agama, bersama-sama menerapkan ajaran agama, dan menjalankan kegiatan yang telah diperintahkan agama.
- Fungsi Tersembunyi (Latent)
Fungsi tersembunyi lembaga agama adalah menawarkan kehangatan bergaul, meningkatkan mobilitas sosial, dan mengembangkan seperangat nilai ekonomi. Contoh stratifikasi sosial yang diciptakan oleh lembaga agama adalah sistem strata sosial dalam bentuk kekastaan yang ada pada agama Hindu.