Sebagai negara maritim Indonesia memiliki kekayaan laut yang amat melimpah. Salah satu kekayaan laut tersebut adalah terumbu karang, dimana lautan Indonesia merupakan habitat bagi 76% terumbu karang di dunia. Bahkan dari 800 spesies karang keras yang sudah teridentifikasi di dunia, sebanyak 450 di antaranya ada di Indonesia. Lantas, bagaimana potensi terumbu karang itu sendiri?
Indonesia berada di kawasan segitiga terumbu karang dunia dan menjadi negara dengan terumbu karang terluas di dunia. Letak Indonesia di daerah tropis memungkinkan bagi tumbuh dan kembangnya berbagai jenis terumbu karang.
Terumbu karang merupakan bangunan raksasa yang terbentuk dari bebatuan kapur yang diendapkan organisme kecil bernama hewan karang. Jika ribuan hewan karang membentuk koloni, maka akan membentuk endapan kapur yang lama kelamaan membentuk terumbu karang. Proses pembentukan terumbu karang berlangsung ribuan bahkan jutaan tahun.
Potensi kekayaan terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 569 jenis. Adapun kawasan yang memiliki terumbu karang terluas antara lain Sulawesi (864 ribu hektar), Sumatera (478 ribu hektar), dan Maluku (439 ribu hektar).
Dilansir dari laman kkp.go.id, terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiloki tentakel.
Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni.
Baca juga: 7 Laut Terdalam di Dunia, dari Samudera Pasifik Hingga Laut Bering
Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.
Habitat terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Namun, ada beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine).
Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis pada tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (cotal bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3° C di atas suhu normal.
Manfaat Terumbu Karang
- Benteng alami untuk melindungi pantai dari hempasan ombak
Terumbu karang mampu mengurangi daya kecepatan ombak menuju daratan. Pantai yang terumbu karangnya rusak akan mudah mengalami abrasi.
- Habitat bagi ikan dan biota laut lain
Terumbu karang menjadi tempat tinggal dan berlindung berbagai hewan dan tumbuhan laut. Akibatnya, terumbu karang menjadi sumber kekayaan hayati yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk suplemen makanan dan obat-obatan.
- Penunjang kegiatan pendidikan dan penelitian
Kondisi terumbu karang dengan keanekaragaman biota lautnya menarik untuk diteliti dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan sekaligus peningkatan kesejahteraan hidup manusia.
- Penunjang kegiatan wisata. Kombinasi karang dan keanekaragaman hayati membuat terumbu karang menjadi lingkungan hidup yang memiliki panorama indah dan menarik.