Sistem reproduksi merupakan salah satu bagian terpenting dalam tubuh seorang wanita, sehingga bisa menghasilkan keturunan atau hamil. Agar terjadi kehamilan, wanita membutuhkan sel telur yang matang sehingga siap untuk dibuahi. Namun, terbentuknya sel telur ini harus melewati proses oogenesis.
Oogenesis adalah proses pembentukan ovum atau sel telur yang terjadi di dalam organ ovarium. Oogenesis terjadi sejak sebelum bayi perempuan terlahir atau masih berusia 8 hingga 20 minggu di dalam kandungan, berbeda dengan spermatogenesis yang terjadi pada masa pubertas.
Pada dasarnya ovarium yang ada di embrio memiliki sekitar 600 ribu sel oogonium. Dalam prosesnya, oogonium memperbanyak diri dengan pembelahan hingga jumlahnya mencapai lebih dari 7 juta oosit primer. Sayangnya, jumlah oosit primer yang banyak ini akan terus berkurang sampai janin lahir.
Oosit adalah sel telur yang belum matang dan nantinya berkembang sekaligus matang dilapisan luar ovarium. Sel-sel telur ini juga akan berhenti berkembang sementara sampai kamu memasuki usia pubertas pada masa remaja. Setelah masa puber inilah oogonium akan aktif bekerja lagi mengikuti siklus menstruasi.
Tahap Oogenesis Dalam Reproduksi Wanita
Sebelum proses terjadinya kehamilan, tubuh membutuhkan proses oogenesis terlebih dahulu karena berkaitan dengan fungsi reproduksi. Adapun tahapan dalam oogenesis ini yaitu tahap pertama adalah ketika sel primordial akan membentuk oogonium (sel induk telur) melalui pembelahan mitosis dan bersifat diploid (2n).
Baca juga: Upaya Pencegahan Penyakit Reproduksi
Kemudian mengalami pembelahan mitosis dan melosis secara bertahap dengan hasil akhirnya adalah satu ovum haploid dan tiga polosit (badan polar). Di dalam setiap proses oogenesis hanya akan dihasilkan sebuah sel telur yang matang untuk dibuahi sel sperma.
Hormon Proses Oogenesis
Saat proses oogenesis atau pematangan sel telur wanita berhasil, hal ini yang membuat wanita mengalami ovulasi setiap bulannya. Perlu diketahui bahwa saat mengalami ovulasi, hanya akan ada satu sel telur saja yang matang.
Proses oogenesis ini juga bisa terjadi karena adanya bantuan dan dipengaruhi oleh hormon lainnya, antara lain :
- FSH (Follicle Stimulating Hormone) sebagai pemicu folikel dan meningkatkan hormon estrogen.
- LH (Luteinizing Hormone) sebagai pemicu proses ovulasi atau terlepasnya sel telur dari ovarium.
- Estrogen, sebagai pengatur segala perkembangan seksual yang terjadi pada wanita, termasuk pada siklus menstruasi, pertumbuhan tubuh, dan kehamilan.
- Progesteron, merupakan hormon seks pada wanita yang berfungsi sebagai pengendali pertumbuhan endometrium (dinding rahim).