Dalam ilmu biologi khususnya genetika, pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya dapat terjadi melalui persilangan monohibrid dan dihibrid. Kedua persilangan ini berguna dalam memahami pewarisan sifat dari satu generasi ke generasi lainnya. Lantas apa itu persilangan monohibrid dan dihibrid, serta bedanya?
Pada dasarnya, persilangan monohibrid dan dihibrid termasuk ke dalam prinsip-prinsip genetika yang dikenal sebagai Hukum Mendel. Hukum Mendel adalah teori pewarisan sifat yang ditemukan oleh Gregor Johnn Mendel pada tahun 1866. Teori ini secara sederhana menjelaskan tentang sistem untuk menganalisis sifat-sifat genetik suatu makhluk hidup.
Persilangan Monohibrid
Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua individu, melibatkan satu sifat berlawanan. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segregasi. Hukum ini berbunyi “pada pembentukan gamet, gen-gen yang berpasangan akan dipisahkan (disegregasikan) ke dalam dua gamet (sel kelamin) yang terbentuk.”
Sebelumnya perlu diketahui bahwa dalam pewarisan sifat terdapat sifat dominan dan sifat resesif. Selain itu, sifat yang tampak atau dapat dilihat disebut fenotipe dan sifat genotipe yaitu sifat yang dikendalikan oleh gen.
Baca juga: Penerapan Pewarisan Sifat Pada Tumbuhan dan Hewan
Adapun contoh persilangan monohibrid terjadi pada bunga ercis (Pisum sativum) ungu (UU) dan putih (uu). Jika sel sperma yang memiliki genotipe “u” bertemu dengan sel telur yang memiliki genotipe “u”, maka akan dihasilkan bunga berwarna putih dengan genotipe “uu” (tidak ada gen pembentuk antosianin).
Persilangan Dihibrid
Sedangkan persilangan dihibrib adalah persilangan genetik yang melibatkan dua pasang gen yang bertanggung jawab atas dua sifat. Umumnya, persilangan dihibrid lebih kompleks daripada persilanban monohibrid karena melibatkan lebih dari dua sifat genetik sehingga orang tua dapat berupa homozigot maupun heterozigot.
Persilangan dihibrid ini dilandasi oleh hukum II Mendel atai hukum asotasi tentang persilangan bebas yang berbunyi : “pada pembentukan gamet, setiap gen dapat bergabung atau berasortasi secara bebas”. Artinya, kedua sifat pada persilangan dihibrid tidak memengaruhi satu sama lain dan bisa diekspresikan secara bebas.
Perbedaan yang menonjol antara persilangan monohibrid dan dihibrid adalah dalam persilangan monohibrid pewarisan satu sifat (misalnya, tinggi) dipelajari sementara dalam persilangan dihibrida pewarisan dua sifat independen (misalnya warna bunga, panjang batang) dipelajari.