Mendengar nama Uni Soviet, sebagian dari kita mungkin akan langsung teringat pada Rusia. Dan ini tidak salah, mengingat Rusia sendiri memang berdiri tak lama setelah pecahnya Uni Soviet. Nah, apa ya yang melatarbelakanginya?
Sebelum membahas lebih jauh mengenai pecahnya Uni Soviet, tentunya penting bagi kita untuk mengetahui terlebih dahulu kenapa negara ini bisa terbentuk pada awalnya. Ya, jika mengacu pada Sejarah, diketahui bahwa negara Uni Soviet lahir saat Partai Bolshevik pimpinan Vladimir Lenin mendominasi pasukan Soviet pada Revolusi Rusia tahun 1917. Pada saat itu, Partai Bolshevik dan pasukan Soviet menyerukan pembentukan sebuah negara yang pada saat itu dipimpin oleh Tsar Nicholas II.
Barulah pada 30 Desember 1922, Uni Soviet secara resmi berdiri. Di negeri ini, semua tingkat pengendalian pemerintahan jatuh ke tangan Partai Komunis dan Politbiro yang secara efektif memimpin Soviet.
Politbiro atau Politicheskoye Buro adalah Biro Politik Komite Pusat Partai Komunis Uni Soviet yang berfungsi sebagai pembuat kebijakan pusat dan badan pelaksana di Partai Komunis. Dalam bidang ekonomi, industri-industri di Uni Soviet sepenuhnya dimiliki dan dikelola oleh negara, sedangkan lahan pertanian dibagi menjadi kolektif yang juga dikelola oleh negara.
Pecahnya Uni Soviet
Perpecahan Uni Soviet dimulai pada tahun 1960an. Lebih tepatnya ketika pemerintahan Mikhail Gorbachev mengalami masalah akibat beban tanggungan dalam dan luar negeri yang harus diselesaikan serta ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Gorbachev menerapkan suatu kebijakan dan pemikiran baru yang membuat pemerintahan merosot seperti Democratizatsia, Perestroika, Glasnot, Zakonost.
(Baca juga: Sejarah Kontemporer Dunia: Runtuhnya Yugoslavia)
Pemikiran Gorbachev ini terkait dengan pembaruan Uni Soviet yang mendapatkan serangan dari kelompok konservatif yang dinilai bertolak belakang dengan ideologi komunisme. Pada prakteknya, konsep yang diterapkan justru menjadi awal kehancuran total Uni Soviet.
Selain mendapat serangan dari dalam, negara ini juga mengalami serangan ekonomi dari Amerika Serikat, tepatnya pada masa kepemerintahan Ronald Reagan. Dengan begitu, kekuatan Uni Soviet di Eropa Timur hilang. Gorbachev memutuskan untuk melepas kekuasaannya pada 24 Agustus 1991, hanya beberapa hari setelah kegagalan kudeta.
Dengan mundurnya Gorbachev dari kepemimpinan, maka semakin gencar saja kehancuran Uni Soviet. Sementara itu keruntuhan ini menandai ikut runtuhnya pengaruh komunis internasional. Hal ini, secara tidak langsung membuat Amerika Serikat memenangkan perang dingin dengan seterusnya itu.
Banyaknya negara yang berbeda adat di bawah Uni Soviet pada akhirnya mendapatkan jati diri dan kebebasannya dalam menyelenggarakan pemerintahan dan kedaulatan sesuai kepribadian warganya sendiri. Mereka mendirikan negara baru yang sidah tidak lagi terikat dengan sosialis-komunis.
Setelah pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991, 15 republik independen berpisah. Sebagai negara terbesar, penduduk terbanyak, dan secara ekonomi paling berkembang, Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia mengganti namanya menjadi Federasi Rusia dan melanjutkan status hukum dan negara penerus dari Uni Soviet.