Kebijakan moneter kontraktif. Kebijakan moneter merupakan suatu proses untuk mengatur persediaan uang suatu negara guna mencapai tujuan tertentu, seperti menahan laju inflasi, mencapai kondisi masyarakat yang lebih sejahtera serta menciptakan kestabilan perekonomian.
Untuk mengatasi permasalahan perekonomian tersebut, kebijakan moneter dibagi menjadi dua, yakni kebijakan moneter kualitatif dan kebijakan moneter kuantitatif, dimana kita akan dibawa lagi untuk berkenalan dengan kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif.
Nah, jika di pembahasan sebelumnya kita telah mengulas tentang kebijakan moneter ekspansif atau Monetary Expansive Policy, kali ini giliran kebijakan moneter kontraktif. Apa sih ini?
Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Contractive Policy) dikenal juga dengan istilah kebijakan uang ketat. Istilah ini diambil karena pemerintah melalui bank sentral melakukan kebijakan moneter dengan tujuan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Kebijakan ini dilakukan ketika negara mengalami inflasi dimana jumlah uang yang beredar di dalam masyarakat terlalu banyak sehingga harga barang kebutuhan yang diperjual belikan menjadi tidak terkendali.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan kebijakan moneter kontraktif, diantaranya:
1. Menaikkan suku bunga
Pemerintah melalui bank sentral menaikkan suku bunga perbankan dengan harapan agar keinginan masyarakat untuk menabung menjadi lebih tinggi karena pendapatan yang akan diterima dari pendapatan bunga bank menjadi lebih tinggi.
(Baca jug: Memahami Kebijakan Moneter Ekspansif)
Hal ini juga berlaku sebaliknya dimana dengan peningkatan suku bunga, maka minat masyarakat untuk melakukan peminjaman akan menurun karena kewajiban masyarakat untuk membayar bunga bank menjadi lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat akan menurun sehingga kondisi inflasi dapat ditekan.
2. Menaikkan cadangan kas
Pemerintah melalui bank sentral akan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan menaikkan cadangan kas, sehingga uang yang berhenti di perbankan menjadi lebih banyak dan uang yang beredar di masyarakat menurun jumlahnya. Hal ini dilakukan agar kondisi inflasi yang melanda negeri tersebut dapat menurun atau bahkan dapat dinolkan.
3. Menjual Sertifikasi Bank Indonesia (BI)
Pemerintah melalui bank sentral melakukan penjualan Sertifikat Bank Indonesia dengan tujuan menurunkan jumlah uang yang beredar di masyarakat karena masyarakat memindahkan dana mereka dengan investasi dalam bentuk SBI. Dengan cara ini maka diharapkan kelebihan uang yang beredar di masyarakat dapat menurun sehingga inflasi dapat teratasi.
4. Memperketat syarat pemberian kredit
Pemerintah melalui Bank Indonesia dapat memperketat syarat pemberian kredit dengan berbagai langkah, seperti meningkatkan agunan/jaminan, meningkatkan syarat kondisi keuangan debitur dan sebagainya. Ketika syarat pemberian kredit diperketat maka masyarakat akan kesulitan dalam melakukan peminjaman dana kepada pihak perbankan, sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat mengalami penurunan.