Seperti halnya manusia dan tumbuhan, hewan juga mengalami siklus hidup. Meski begitu, siklus hidup yang dialami hewan tidaklah sama dengan manusia ataupun tumbuhan. Dimana beberapa hewan dapat mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis, sehingga memiliki fase generatif dan vegetatif.
Istilah metanegesis sendiri digunakan untuk menjelaskan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dalam kehidupannya, dimana terjadi dua cara reproduksi dalam siklus hidupnya. Pada hewan, metagenesis salah satunya terjadi pada Ubur-ubur.

Ubur-ubur merupakan salah satu hewan yang magalami pergiliran keturunan. Hewan ini mampu bereproduksi baik secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual ubur-ubur terjadi melalui pembentukan tunas. Tunas ini sendiri dihasilkan oleh fase hidup polip atau menetap. Tunas polip disebut juga efira atau medusa muda.
(Baca juga: Mempelajari Proses Metagenesis Tumbuhan Paku)
Medusa muda kemudian berkembang menjadi medusa dewasa yang hidup bebas. Medusa jantan akan membuahi medusa betina, sehingga terjadilah fase reproduksi seksual atau generatif. Hasil medusa dewasa berupa zigot yang dapat berkembang menjadi larva bersilia, yaitu planula. Planula akan berkembang menjadi skifistoma, kemudian berkembang lagi menjadi stribilus atau fase polip.
Selain metagenesis, beberapa hewan juga mengalami metamorfosis atau perubahan bentuk tubuh. Metamorfosis dibagi menjadi dua jenis, yakni metamorfisis sempurna dan tidak sempurna.
Metamorfosis sempurna terjadi ketika perubahan bentuk hewan dari fase larva hingga dewasa tidak sama atau mengalami fase pupa. Contoh hewan yang mengalami silkus hidup ini adalah kupu-kupu, nyamukdan katak.

Sementara itu, metamorfisis tidak sempurna terjadi ketika bentuk larva dan hewan dewasanya tidak berbeda jauh. Metamorfosis ini terjadi pada belalang, kecoak dan rayap.