Kelas Pintar
  • Kelas Pintar
    • Solusi Murid
      • Kelas Pintar Regular
      • TANYA
      • SOAL
    • Solusi Guru
    • Solusi Orang Tua
    • Bantuan
  • INSPIRASI
  • TIPS PINTAR
    • Kelas 7
    • Kelas 8
    • Kelas 9
    • Kelas 10
    • Kelas 11
    • Kelas 12
  • EDUTECH
  • UN
  • PARENTING
  • SNMPTN-SBMPTN
Solusi Belajar

Kelas Pintar

TANYA

SOAL

Untuk Guru

Untuk Orang Tua

Kelas Pintar
Kelas Pintar
  • Kelas Pintar
    • Solusi Murid
      • Kelas Pintar Regular
      • TANYA
      • SOAL
    • Solusi Guru
    • Solusi Orang Tua
    • Bantuan
  • INSPIRASI
  • TIPS PINTAR
    • Kelas 7
    • Kelas 8
    • Kelas 9
    • Kelas 10
    • Kelas 11
    • Kelas 12
  • EDUTECH
  • UN
  • PARENTING
  • SNMPTN-SBMPTN
  • Kelas 10
  • TIPS PINTAR

Menelusuri Situs Manusia Purba di Indonesia

  • 12 November 2020
  • 4 minute read
  • Kelas Pintar
manusia purba

Bicara soal manusia purba di Indonesia, Pulau Jawa bisa dibilang menjadi tempat dimana fosil mengenai manusia purba paling banyak ditemukan. Meski begitu, bukan berarti pulau Jawa adalah satu-satunya situs manusia purba di tanah air.

Nyatanya, fosil manusia purba di Indonesia juga ditemukan di tempat lainnya, termasuk Flores dan lainnya. Kondisi ini didukung oleh temuan perkakas yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia.

Jika mengacu pada beberapa temuan, fosil manusia purba di Indonesia antara lain ditemukan di Sangiran, trinil, Wajak, Ngandong dan Liang Bua. Hal yang menarik adalah kebanyakan situs itu terletak tidak jauh dari sungai. Itu artinya, tepian sungai merupakan tempat ideal bagi manusia purba untuk melakukan kegiatannya.

Situs Sangiran

Situs sangiran merupakan kawasan seluas 50 kilometer persegi diantara Sragen dan Karanganyer, Jawa Tengah. Letaknya di lembah Bengawan Solo yang sibur. Situs Sangiran mencakup 60-an persen dari temuan fosil manusia purba di Indonesia.

Itulah sebabnya, tempat ini dijadikan oleh UNESCO sebagai salah satu pusat studi manusia purba di dunia. Sejak akhir abad ke-19, Sangiran telah menjadi incaran para arkeolog mancanegara untuk menguak misteri evolusi manusia.

Penelitian di Sangiran dirintis oleh P.E.C. Schemuling pada tahun 1864, dengan temuan berupa fosil hewan bertulang belakang. Temuan tersebut menarik minat arkeolog lainnya untuk ikut meneliti di Sangiran, seperti Eugene Dubois dan Gustav Heindrinch Ralph von Koeningswald. Namun, penelitian di tempat ini lebih banyak dilakukan oleh Koeningswald.

Trinil

Situs manusia purba yang satu ini merupakan kawasan dekat Ngawi, Jawa Timur. Letaknya di tepian Bengawan Solo. Kondisi tanah berupa endapan aluvial yang terbentuk jutaan tahun lalu. Kondisi lahan seperti itu menjadikannya tempat ideal untuk kehidupan manusia purba di masa lalu.

Situs Trinil tidak seluas Sangiran. Namun temuan fosil manusia purba Indonesia justru pertama kali ditemukan di situs ini. Pada tahun 1891, Eugene Dubois menemukan sisa manusia purba tepatnya di Desa Kedungbrubus, Trinil. Temuannya itu berupa fosil rahang kanan dengan gigi, atap tengkorak, dan beberapa potongan tulang paha kiri. Konstruksi tulang itu membawa Dubois pada kesimpulan bahwa manusia purba itu telah mampu berjalan tegak.

(Baca juga: Mengenal Jenis Manusia Purba di Indonesia)

Temuan Dubois sempat menggemparkan dunia Paleoantropologi (ilmu tentang perkembangan manusia purba). Temuannya itu terkenal dengan sebutan The Java Man, atau Manusia Jawa. Dubois berteori, manusia purba temuannya itu merupakan peralihan dari kera ke manusia, sekaligus pengisi missing link evolusi manusia. Atas dasar yang berarti manusia-kera yang berjalan tegak.

Ngandong

Situs Ngandong merupakan kawasan berlumpur di tepian Bengawan Solo. Letaknya di tengah hutan jati sekitar Blora, Jawa Tengah. Di situs ini, penggalian dilakukan oleh Ter Haar, Oppenoorth dan von Keningswald, pada tahun 1931-1933. Mereka berhasil menemukan belasan fosil tengkorak manusia purba. Oppenoorth menamai manusia purba itu Homo Soloensis, yang berarti manusia purba dari Bengawan Solo.

Berdasarkan ciri-cirinya, manusia purba ini termasuk Homo Erectus, namun telah lebih berkembang dibandingkan manusia purba yang ditemukan di Sangiran dan trinil.

Wajak

Situs Wajak merupakan kawasan berbatu gamping yang terletak di dekat Tulungagung, Jawa Timur. Pada tahun 1889, pada ceruk di tempat ini, sebuah tengkorak manusia purba ditemukan oleh van Rietschoten dalam penambangan batu pualam. Ia lalu menyerahkan temuan itu kepada Dubois.

Lalu, arkeolog itu pun melakukan penggalian dan penelitian di tempat itu. Tidak berapa lama, Dubois pun menemukan koleksi fosil dengan ciri menyerupai fosil temuan van Rietschoten. Ia menamai manusia purba itu Homo Wajakensis, yang berarti manusia purba dari Wajak.

Dari ciri-cirinya dapat disimpulkan, manusia purba ini sudah bukan lagi Homo Erectus, melainkan Homo Sapiens, yang merupakan cikal bakal manusia modern dan ditemukan van Rietchoten dalam penambangan batu pualam. Ia lalu menyerahkan temuan itu kepada Dubois. Lalu, arkeolog itu pun melakukan penggalian dan penelitian di tempat itu.

Tidak berapa lama, Dubois pun menemukan koleksi fosil dengan ciri menyerupai fosil temuan van Rietschoten. Ia menamai manusia purba itu Homo Wajakensis, yang berarti manusia purba dari Wajak. Dari ciri-cirinya dapat disimpulkan, manusia purba ini sudah bukan lagi HOmo Erectus, melainkan Homo Sapiens, cikal bakal manusia modern.

Liang Bua

Situs Liang Bua merupakan gua di perbukitan kapus, terletak di utara kota Ruteng, Nusa Tenggara Timur. Gua itu berukuran panjang 50 m, lebar 40 m, dan tinggi atap bagian dalam 25 m. Letaknya tidak jauh dari pertemuan dua buah sungai besar, yaitu Wae Racang dan Wae Mulu. Kondisi seperti itu menjadi ideal sebagai tempat hunian menusia purba di masa lalu.

Diperkirakan, gua Liang Bua terbentuk sekitar 190.000 tahun yang lalu. Adanya manusia purba di situs ini terindikasi dari temuan artefak batu di kedua sungai dekat gua. Pada tahun 2001, di situs ini ditemukan beberapa fosil sisa kerangka manusia purba. Penggalian dan penelitian dilakukan oleh pusat Penelitian Arkeologi Nasional bersama dengan University of New England, Australia.

Para peneliti menamai temuan itu Homo Floresiensis, yang berarti manusia purba dari Flores. Berdasarkan usia dan ciri kerangka, manusia purba dari Flores ini sudah bukan termasuk Homo Erectus. Berarti, sudah lebih mendekati manusiamodern. Namun, tingginya hanya 100 cm dengan volume otak lebih kecil dari Homo Erectus.

 

Please follow and like us:
fb-share-icon
Tweet
Kelas Pintar

Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik.

Related Topics
  • Kelas 10
  • Manusia Purba
  • Sejarah Wajib
  • Situs Manusia Purba
Previous Article
lingkaran
  • Kelas 8
  • TIPS PINTAR

Mengenal Unsur-unsur Lingkaran

  • 12 November 2020
  • Kelas Pintar
View Post
Next Article
narkolepsi
  • INSPIRASI

Apa yang Perlu Diketahui tentang Narkolepsi?

  • 12 November 2020
  • Kelas Pintar
View Post
You May Also Like
bangsa weddoid
View Post
  • Kelas 10

Cari Tahu tentang Bangsa Weddoid

  • 27 Januari 2023
  • Kelas Pintar
manfaat membaca teks biografi
View Post
  • Kelas 10

Manfaat Membaca Teks Biografi

  • 27 Januari 2023
  • Kelas Pintar
apa itu relief dasar laut?
View Post
  • Kelas 10

Apa Itu Relief Dasar Laut?

  • 27 Januari 2023
  • Kelas Pintar
cari tahu tentang lapisan stratosfer
View Post
  • Kelas 10

Cari Tahu Tentang Lapisan Stratosfer

  • 23 Januari 2023
  • Kelas Pintar
komponen sistem pembayaran
View Post
  • Kelas 10

Mempelajari Komponen Sistem Pembayaran

  • 18 Januari 2023
  • Kelas Pintar
generic structure of legend text
View Post
  • Kelas 10

Generic Structure of Legend Text

  • 13 Januari 2023
  • Kelas Pintar
kartu debit sebagai alat pembayaran non tunai
View Post
  • Kelas 10

Kartu Debit Sebagai Alat Pembayaran Non Tunai

  • 12 Januari 2023
  • Kelas Pintar
nilai riil uang
View Post
  • Kelas 10

Apa yang Dimaksud Nilai Riil Dari Uang?

  • 12 Januari 2023
  • Kelas Pintar
Terbaru
  • Cari Tahu tentang Bangsa Weddoid
  • Manfaat Membaca Teks Biografi
  • Tips Mudah Belajar Bahasa Asing, Nggak Perlu Kursus!
  • Apa Jadinya Jika Hanya Ada Musim Hujan?
  • Apa Itu Relief Dasar Laut?
DOWNLOAD APLIKASI KELAS PINTAR DI:
Follow social media Kelas Pintar:
Facebook
Facebook
fb-share-icon
Twitter
Visit Us
Follow Me
Tweet
YouTube
Instagram
Copyright © 2020 Kelas Pintar, All Rights Reserved

Input your search keywords and press Enter.