Secara umum, bunyi merupakan gelombang longitudinal yang berupa energi yang merambat melalui berbagai medium. Medium-medium yang dapat melakukan perambatan bunyi ini dapat berupa zat padat, zat cair, dan gas. Ada beberapa fenomena bunyi yang terjadi, seperti pemantulan dan penyerapan bunyi, gema dan gaung, resonansi dan pelayangan, keras dan tinggi bunyi, kualitas bunyi.
Dalam materi sebelumnya kita pernah membahas mengenai berbagai macam fenomena yang terjadi pada bunyi. Salah satunya adalah Resonansi dan Pelayangan. Nah, pada materi kali ini kita akan mengetahui lebih dalam lagi mengenai kedua hal itu. Apa ya bedanya?
Resonansi
Resonansi dapat terjadi pada suatu benda ketika benda tersebut bekerja pada gaya periodik yang frekuensinya sama dengan frekuensi alamiah benda tersebut. Akibat resonansi benda bergetar dengan amplitudo terbesar yang mungkin dapat terjadi karena gaya periodik tersebut.
Maka, secara sederhana resonansi merupakan ikut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain yang berfrekuensi sama. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan fenomena resonansi diantaranya terdapat pada sumber bunyi yang berasal dari terompet, resonansi yang berasal dari seorang penyanyi, dan resonansi yang berasal dari instrumen musik.
(Baca juga: Fenomena Pada Bunyi, Ada Apa Saja?)
Adapun salah satu contohnya seperti fenomena resonansi yang diterapkan pada gitar akustik, yang mana ruang atau tabung resonansi ini dapat beresonansi dengan semua frekuensi yang dihasilkan dawai, sehingga dapat menghasilkan suatu yang enak untuk di dengar.
Pelayangan
Pelayangan merupakan fenomena dimana interferensi yang terjadi antaradua gelombang yang memiliki amplitude yang sama namun frekuensinya sedikit berbeda. Sederhananya pelayangan adalah selisih antara dua frekuensi gelombang yang berinterferensi.
Dalam mata pelajaran fisika, frekuensi layangan bisa disimbolkan menjadi fL dan memiliki rumus sebagai berikut : fL = f2 – f1 ; dengan f2 > f1
Contoh Soal :
Sebuah garpu tala yang menghasilkan nada dengan frekuensi 300 Hz. Ketika farpu tala digetarkan dan didekatkan pada dawai gitar yang bergetar, terjadi 300 layangan dalam waktu 20 second. Berapakah frekuensi yang mungkin dihasilkan oleh dawai gitar tersebut?
Diketahui :
Frekuensi garpu tala : fGT = 300 Hz
Frekuensi layangan adalah banyaknya layangan per second. Dengan demikian, dapat dijabarkan sebagai berikut :
Flayangan = = 15 layangan/s = 15 Hz.
Jika fGT > fDG, maka flayangan = fGT – fDG
15 Hz = 300 Hz – x
X = 300 Hz – 15 Hz = 285 Hz
Jika fDG > fGT, maka flayangan = fDG – fGT
15 Hz = x – 300 Hz
X = 300 Hz + 15 Hz = 315 Hz
Jadi, frekuensi dawai gitar yang mungkin adalah 285 Hz atau 315 Hz