Revolusi merupakan perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut pokok-pokok kehidupan masyarakat. Revolusi bisa direncanakan, bisa juga tidak. Diantara beberapa revolusi besar dunia yang pernah terjadi, salah satunya adalah Revolusi Rusia, dengan tokoh yang paling dikenal adalah Vladimir Lenin. Nah, siapa sih Lenin ini?
Vladimir Ilyich Ulyanov, atau yang lebih dikenal dengan julukan Lenin adalah seorang tokoh revolusioner komunis, politikus, dan teoretikus politik yang menjadi tokoh utama dibalik lahirnya revolusi Rusia. Sejak kecil, Ia sudah memiliki minat yang besar akan kegiatan revolusi. Ini bermula dari hukuman mati yang dijatuhkan kepada seorang kakak laki-lakinya pada tahun 1887.
Vladimir Lenin sempat mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Kazan, tetapi dikeluarkan karena terlibat dalam protes anti-Tsar, sehingga pada tahun-tahun berikutnya ia bergabung ke dalam gerakan politik radikal sebagai pengikut Marxisme. Pada tahun 1893, ia pindah ke Sankt Peterburg, menjadi tokoh senior dalam Liga Perjuangan untuk Emansipasi Kelas Buruh. Ia lalu ditangkap karena dituduh telah menghasut orang banyak dan diasingkan selama tiga tahun ke Siberia. Disinilah ia bertemu Nadezhda Krupskaya, isterinya.
Dari sini, Lenin akhirnya bergabung dengan kelompok barat dan belajar banyak mengenai revolusi dari mereka. Seorang pemikir yang beranggapan bahwa revolusi harus dilakukan dengan cara kekerasan. Dia yakin bahwa di saat yang tepat, revolusi akan berhasil. Sehingga, diperlukan sosok pemimpin yang tepat untuk memimpin gerakannya.
(Baca juga: Latar Belakang dan Dampak Revolusi Rusia)
Hal inilah yang akhirnya membuat partai sosialis terpecah dua, Lenin Bolsheviks atau kelompok mayoritas dan lawannya Mensheviks atau golongan minoritas. Walaupun golongannya tidak berlangsung lama, akan tetapi ia berhasil mendirikan partai baru dengan nama Bolsheviks, yang merupakan partai yang solid dan revolusioner.
Revolusi pun Dimulai
Sepanjang pemerintahannya, Vladimir Lenin sempat disebut sebagai mata-mata Jerman, walaupun memang sebenarnya ia menerima sejumlah uang dari pemerintah negara tersebut. Hingga pada akhirnya ia bertemu Leon Trotsky, orang yang membantu sekaligus menjadi pendukung setianya.
Berkat kebrilianan Trotsky, Bolsheviks berhasil menduduki puncak pemerintahan di Rusia. Hingga akhirnya, setelah melalui beberapa serangan militer, 390 dari 650 delegasi menyerahkan kekuasaan kepada soviet dengan Lenin sebagai pemimpin pemerintahan yang baru.
Sebagai pemimpin faksi Bolshevik dari Partai Buruh Demokrat Sosial Rusia, ia memegang peran utama dalam melancarkan Revolusi Oktober 1917 yang berhasil menggulingkan Pemerintahan Sementara Rusia dan mendirikan RSFS Rusia. Segera setelah itu, Lenin menerapkan reformasi sosialis yang meliputi pengalihan hak milik atas tanah dan bangunan kepada soviet (dewan buruh).