Saat mendengar kata “Mesir”, pasti yang terlintas di pikiran kita adalah Piramida, sphinx, maupun mumi. Peradaban Mesir Kuno adalah sebuah peradaban besar yang terletak di wilayah Mesir sekarang, terutama di sepanjang Lembah Sungai Nil. Peradaban ini telah berkembang jauh sebelum peradaban kuno lainnya lahir seperti Yunani, Romawi, dan Mesopotamia.
Di sepanjang Lembah Sungai Nil atau tepian sungai yang berhulu di Gunung Kilimanjaro ini terkenal subur, kontras dengan kawasan berupa gurun yang kering dan tandus. Maka tak heran banyak dinasti yang bermunculan membangun kerajaan sekaligus mengembangkan peradaban, lantaran setiap tahunnya Mesir berkelimpahan banjir dari sungai Nil sehinga meninggalkan kawasan yang subur.
Seni Bangunan
Sebagai salah satu peradaban tertua di dunia, peradaban Mesir Kuno bisa dikatakan sebagai salah satu peradaban manusia paling maju. Hal ini terlihat dari peninggalan seni bangunannya yang masih popular sampai saat ini. Dimana seni bangunan hasil peradaban Mesir Kuno antara lain tampak pada Piramida, Sphinx, obelisk, dan kuil Abu Simbal.
- Piramida adalah bangunan berbentuk prisma segi empat yang terbuat dari susunan batu. Piramida digunakan sebagai makam para Firaun Mesir Kuno. Piramida yang terkenal adalah Piramida Cheops di Giza yang didirikan sekitar 2700 SM dengan tinggi mencapai 137 meter.
- Sphinx adalah patung singa berkepala manusia yang biasanya terdapat di kanan dan kiri piramida. Sphinx merupakan makhluk mitologis yang bertugas menjaga piramida dari roh jahat.
- Obelisk yaitu tugu peringatan yang terbuat dari batu granit berwarna merah. Obelisk digunakan untuk memuja Dewa Matahari (Dewa Ra) dan letaknya tidak jauh dari piramida atau sphinx.
- Kuil Abu Simbel, yaitu kompleks dua kuil yang dibangun oleh Firaun Mesir Ramses II. Pada kuil itu terdapat 4 patung raksasa Ramses II setinggi 20 meter. Tidak jauh dari kompleks itu terdapat kuil pemujaan dewi Hathor yang dipersembahkan untuk ratu Nefertari.
Sistem Pertanian dan Pengairan
Pertanian merupakan kehidupan utama masyarakat Mesir Kuno dan gandum merupakan tanaman utamanya serta di tunjang dengan tanaman lainnya berupa padi, jagung, maupun sayur-sayuran. Begitu suburnya ladang di Mesir, sehingga dimusim yang baik bisa menghasilkan surplus panenan yang mampu mencukupi kebutuhan pangan masyarakat di wilayah itu dan sebagian disimpan untuk cadangan di musim kering.
(Baca juga: Cari Tahu tentang Peradaban Suku Aztek)
Kegiatan bertani dalam peradaban Mesir Kuno telah didukung oleh sejumlah peralatan yang cukup maju seperti bajak, cangkul, dan keranjang bertangkai. Bahkan teknik irigasi telah diterapkan sekitar tahun 1780 an SM dengan melakukan penggalian melalui teknik sumur gali dan shaduf, terbukti menghasilkan panen tahunan yang melimpah.
Disamping pertanian, peradaban Mesir Kuno juga cukup unggul mengenai astronomi (perbintangan). Dimana, ilmu tersebut digunakan untuk membuat perhitungan satu tahun menjadi 12 bulan dan setiap bulan terdiri dari 30 hari, mereka juga mengenal tahun kabisat setiap empat tahun sekali.
Pemerintahan
Dalam peradaban Mesir Kuno, politik dan agama tidak dapat dipisahkan . Firaun merupakan kepala negara sekaligus wakil para dewa di bumi. Pemerintahan dan agama berperan membawa ketertiban dalam hidup bermasyarakat melalui pembangunan kuil serta piramida, pemberlakuan hukum, perpajakan, organisasi kerja, kegiatan perdagangan, dan pertahanan negara.
Para Firaun mulai memerintah Mesir sejak 3100an SM, dan sejak saat itu Mesir memasuki masa pemerintahan dinasti selama 2500 tahun. Selama rentang waktu itu, terdapat 30 dinasti terdiri atas 170 Firaun memerintah Mesir Kuno.
Adapun beberapa Firaun yang terkenal antara lain; Khufu (2589 SM-2566 SM), Amenhotep (1525 SM-1504 SM), Hatshepsut (1498 SM-1483 SM), Thutmosis III (1479 SM-1425 SM), Tuthankhamun (1334 SM-1325 SM).
Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan masyarakat Mesir Kuno bercorak polities dan pantheon, dimana banyak menyembah dewa dewi. Dewa tertinggi yang disembah adalah Ra (dewa matahari) yang dianggap pemimpin para dewa, Osiris (dewa kematian dan kebangkitan), Isis (dewi kehidupan dan kematian), Anubis (dewa pelindung orang mati), anhur (dewa perang dan berburu), dan ken (dewi cinta).
Masyarakat Mesir Kuno beranggapan bahwa jiwa manusia masih tetap hidup selama jasmaninya utuh. Oleh karena itu, mereka membuat mumi yaitu mayat yang diawetkan dengan balsam, biasanya di kalangan bangsawan yang meninggal akan dibuat mumi. Mayat ditempatkan di mastaba dan dimasukan ke dalam piramida.