Dalam seni pertunjukan, kalian pasti tidak asing lagi dengan teater yang merupakan permainan peran atau drama yang menyajikan cerita kehidupan nyata di atas pentas. Tapi apakah kalian juga tahu mengenai seni pertunjukan fragmen? Pentas fragmen mempertunjukan beberapa adegan inti dengan dialog dan plot yang dipersingkat. Fragmen juga punya naskah.
Ya, seperti teater, fragmen memiliki plot yang lengkap, dengan awal, menyusul konflik, klimaks, lalu penyelesaian, sehingga fragmen dapat diperlakukan sebagai pertunjukan untuk sebuah pementasan tersendiri. Keberhasilan pementasan fragmen berawal dari naskah fragmen yang kuat dengan tema yang menarik.
Secara umum, naskah fragmen sama seperti naskah teater biasa yang disebut skenario. Skenario yang baik perlu memperhatikan tema, plot, pemain, dan setting. Untuk itu, teknik penulisan naskah fragmen menempuh sejumlah langkah sebagai berikut :
Langkah 1 : Menentukan Tema
- Menentukan arah, tujuan dan pesan cerita. Itulah ketiga unsur tema.
- Tema cerita antara hormat kepada orang tua, mau berkorban untuk sahabat, mencegah kerusakan lingkungan, membina persatuan, dan cinta tanah air.
- Berdasarkan tema itu disusun plot, tokoh, dan setting yang menjadi dasar pembuatan isi cerita.
Langkah 2 : Menyusun Plot
- Menyusun satu cerita babak yang terdiri atas enam adegan.
- Adegan I (pengenalan tokoh, setting, dan masalah atau eksposisi), adegan II (konflik awal dimunculkan), adegan III (konflik meningkat), adegan IV (konflik memuncak/ klimaks), adegan V (konflik menurun), adegan VI (penyelesaian).
(Baca juga: Merancang Pementasan Fragmen)
Langkah 3 : Menentukan Tokoh
Menentukan karakter tokoh berdasarkan kondisi fisik dan psikologis. Misalnya, tokoh A (pria kurus tinggi, umur 40an, bekerja sebagai pemulung, dan penyabar), tokoh B (pria kekar, umur 30an bekerja sebagai tukang parkir, pemarah), tokoh C (wanita gemuk pendek, 40an, pemilik warung makan, makan, penggeruti), tokoh D (wanita muda, langsing, 20an, pegawai bank, optimis). Membagi peran masing-masing tokoh seperti protagonis, antagonis, deuteragonis, dan tritagonis.
Langkah 4 : Menentukan Setting (latar)
- Memastikan apakah setting terkait fakta ataukah sepenuhnya imajinasi.
- Menentukan setting tempat, yakni di mana tiap adegan terjadi. Misalnya, setting adegan 1 terjadi di Jakarta, sekitar kawasan parkir motor di pasar tradisional, dekat deretan lapak dan warung makanan.
- Menentukan setting waktu, yakni kapan fragmen kisah itu terjadi. Setting waktu akan membantu penonton mempunyai gambaran tentang suatu adegan karena menghubungkannya dengan beragam kejadian pada sekitar waktu itu. Misalnya, fragmen kisah itu terjadi pada tahun 1970 an.
- Menentukan latar peristiwa yakni peristiwa yang menjadi latar belakang fragmen kisah itu. Peristiwa itu bisa berskala besar (nasional atau global) atau berskala kecil saja. Peristiwa itu bisa fiktif hasil imajinasi pengarang atau memang berupa fakta. Misalnya, fragmen kisah itu terjadi menjelang Pemilu tahun 1971.