Segala tindakan seseorang sudah pasti dilatarbelakangi oleh alasan tertentu. Alasan itu seolah mendorong orang untuk melakukan tindakan tertentu. Niat yang berperan sebagai pendorong tersebut dinamakan motif. Motif sendiri berasal dari kata Latin movere, yang berarti “mendorong”. Lantas, apa yang disebut motif ekonomi?
Motif sebagai pendorong suatu tindakan berlaku juga dalam kegiatan ekonomi. Motif ekonomi adalah alasan yang mendorong manusia melakukan kegiatan ekonomi. Motif ekonomi bisa berasal dari diri sendiri bisa juga dari luar.
Motif ekonomi dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya motif ekonomi yang didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan untuk memperoleh laba atau penghasilan, keinginan untuk mendapatkan kedudukan, keinginan untuk meningkatkan status sosial dan membantu sesama.
1. Motif memenuhi kebutuhan
Motif memenuhi kebutuhan erat kaitannya dengan upaya manusia dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Motif ini merupakan motif paling mendasar karena dimiliki oleh setiap orang. Misalnya, perilaku supir angkot menarik penumpang di terminal, jerih payah burung angkut barang di pasar, negosiasi pengusaha dengan pemasok dari bahan baku, beberapa siswa yang belajar kelompok dan lainnya.
2. Motif memperoleh laba atau penghasilan
Motif ini berkaitan dengan upaya mendapatkan keuntungan usaha ataupun upah hasil kerja. Motif laba terdapat pada produsen dan wirausaha, sedangkan motif penghasilan terdapat pada orang yang bekerja pada orang lain.
Bagi produsen dan wirausaha, laba yang diperoleh digunakan untuk membiayai dan mengembangkan usaha, serta untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bagi kalangan pekerja, penghasilan yang diperoleh digunakan untuk membeli barang dan jasa kebutuhan.
3. Motif mendapatkan kedudukan
Motif ini erat kainnya dengan posisi yang dinginkan seseorang yang akan menguntungkan dirinya secara ekonomi. Posisi yang semakin tinggi akan membuka peluang meraih keuntungan eknomis yang semakin tinggi pula.
(Baca juga: Keunggulan dan Kelemahan Sistem Ekonomi Pasar)
Misalnya, seorang waryawan yang sering lembur untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Selain penghasilan, pekerja ini juga tentunya memiliki harapan bahwa usahanya ini akan memuluskan ambisinya untuk naik jabatan yang lebih tinggi.
4. Motif meningkatkan status sosial
Motif ini berkaitan dengan upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat. Semakin seseorang dipercaya oleh masyarakat, semakin terbuka peluang untuk meningkatkan status sosialnya. Yang mengangkat status sosial itu bukan dirinya, melainkan masyarakat.
MIsalnya, seorang pengusaha dikenal jujur dan ramah. Produk dari perusahaannya telah dikenal luas. Pengusaha itu selalu aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan di lingkungan perumahan. Ia pun selalu hadir dalam beberapa kegiatan sosialitas. Saat ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di kotanya, masyarakat pun banyak yang mendukung dan memilihnya.
5. Motif membantu sesama
Motif ini berkaitan dengan kegiatan menolong orang lain tanpa pamrih apapun. Motif ini dikenal juga sebagai motif sosial. Kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak hanya untuk memeroleh laba ataupun penghasilan, melainkanmenolong orang lain yang kekurangan.
Misalnya, sejumlah perusahaan membuka poliklinik gratis untuk masyarakat sekitar. Atau, seseorang bekerja keras agar sebagian penghasilannya dapat disumbangkan ke panti asuhan.