Dalam kehidupan bermasyarakat, tidak dapat dipungkiri akan adanya suatu penyimpangan baik itu perampokan, tawuran, penyalahgunaan narkoba, dan lain sebagainya. Untuk mengatasi perilaku menyimpang dan mewujudkan keseimbangan dalam masyarakat maka dibutuhkan pengendalian sosial.
Pengendalian sosial adalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah dan mengatasi berbagai macam bentuk perilaku menyimpang. Pasalnya, perilaku menyimpang mengganggu tatanan dan keteraturan masyarakat. Padahal, kondisi masyarakat yang tenang, aman, dan teratur adalah dambaan setiap masyarakat.
Pengendalian sosial sendiri memiliki beberapa ciri, diantaranya; suatu cara atau metode tertentu terhadap masyarakat, bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dan perubahan-perubahan yang terus terjadi di dalam suatu masyarakat, dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain atau dilakukan oleh suatu kelompok terhadap individu, serta dilakukan secara timbal balik meskipun terkadang tidak disadari oleh kedua belah pihak.
Jenis Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan waktunya, petugasnya dan sifatnya. Menurut waktunya, pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengendalian preventif dan represif. Apa bedanya?
(Baca juga: Apa Saja Faktor-faktor Penghambat Perubahan Sosial?)
Pengendalian preventif, dilakukan sebelum terjadi penyimpangan perilaku. Contohnya, nasihat, anjuran, patroli keamanan, dan penjagaan-penjagaan oleh aparat keamanan yang berwenang. Pengendalian ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pelanggaran.
Sementara itu, pengendalian represif merupakan pengendalian yang dilakukan setelah terjadi pelanggaran atau penyimpangan perilaku. Contohnya, teguran, peringatan lisan dan tertulis, sanksi administrasi, denda, dan hukuman penjara. Pengendalian ini bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadi pelanggaran.
Menurut petugasnya, pengendalian sosial dibagi menjadi pengendalian formal dan informal. Pengendalian formal dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi yang memiliki peraturan-peraturan resmi seperti perusahaan, perkumpulan serikat kerja, atau lembaga peradilan.
Peraturan-peraturan lembaga ini umumnya tertulis dan sudah distandarisasi. Contohnya, sebuah perusahaan sudah membuat aturan mengenai kenaikan pangkat, gaji, atau cuti beserta sanksi-sanksinya.
Pengendalian informal dilakukan oleh sekelompok kecil masyarakat yang sifatnya tidak resmi dan tidak mempunyai aturan-aturan resmi yang tertulis. Contohnya, aturan yang berlaku dalam keluarga atau kelompok bermain. Pengendalian ini, umumnya tidak direncanakan atau bersifat spontan. Contohnya, sindiran atau ejekan yang diberikan teman bermain ketika ada teman yang bermain curang.
Menurut sifatnya, terdapat dua macam pengendalian sosial, yaitu pengendalian kuratif dan pengendalian partisipatif. Pengendalian sosial kuratif dilakukan dalam bentuk pembinaan atau penyembuhan terhadap berbagai macam bentuk perilaku menyimpang. Contohnya, rehabilitasi pengguna narkoba dan minuman keras.
Sedangkan pengendalian sosial partisipatif, dilakukan dengan mengikutsertakan pelaku untuk menyembuhkan atau memperbaiki perilaku masyarakat. contohnya, mantan pengguna narkoba yang ditugaskan menjadi duta anti narkoba sehingga dalam diri mereka tumbuh keinginan untuk menjadi baik dan meninggalkan kebiasaan yang lama.