Siapa yang tidak pernah mendengar kata micin? Terlebih di era zaman now seperti saat ini yang diberi jargon “generasi micin”. Micin menjadi andalan sebagian besar orang untuk membuat makanan menjadi lebih sedap. Selain itu, banyak makanan ringan atau cemilan yang disukai anak-anak menggunakan penyedap makanan, sehingga membuat rasanya lebih gurih dan enak.
Penyedap makanan merupakan bahan yang ditambahkan pada makanan untuk menambah dan menjadi penguat rasa pada makanan. Namun, penyedap makanan tersebut tidak menambah nilai gizi dari makanan tersebut. Setidaknya ada dua contoh dari penyedap makanan yang biasa digunakan, yaitu penyedap rasa dan pemberi aroma.
Penyedap Rasa
Penyerap rasa merupakan bahan tambahan makanan yang berfungsi untuk meningkatkan cita rasa suatu masakan dan makanan. Penyedap rasa ini dibagi ke dalam dua bagian, yaitu penyedap rasa alami yang terdiri dari garam, gula, bawang putih, bawang merah, cengkeh, pala, merica, kunyit, ketumbar, maupun rempah-rempah lainnya.
Kedua adalah penyedap rasa buatan, yaitu MSG (Monosodium Glumate) atau lebih dikenal dengan sebutan micin. MSG sendiri terbuat dari fermentasi tebu dengan bantuan bakteri. Dimana, ini akan digunakan sebagai penguat rasa protein.
(Baca juga: Senyawa Asam, Basa dan Garam, Apa Bedanya?)
Penyedap rasa buatan yang umumnya digunakan pada makanan adalah vetsin yang juga mengandung senyawa monosodium glumate (MSG) atau Mononatrium glumat (MNG). Selain itu, ada garam guanilat, garam inosinat, dan HVP (Hydrolysis Vegetable Protein).
Sesekali tentu saja tidak masalah bagi kita mengkonsumsinya. Namun, jika MSG digunakan secara terus menerus maka dapat berdampak buruk pada kesehatan, seperti peningkatan tekanan darah dan risiko akan penyakit kronis lainnya. Adapun dosis maksimal penggunaan MSG yang ditetapkan WHO adalah 120 mg per kilogram berat badan.
Pemberi Aroma
Pemberi aroma merupakan zat yang digunakan untuk menambahkan aroma pada makanan atau minuman, sehingga dapat membangkitkan selera makan seseorang. Penambahan zat aroma dapat membuat makanan memiliki rasa tersendiri, sehingga memiliki daya tarik untuk dinikmati.
Ada dua jenis zat pemberi aroma yang ada saat ini, yaitu zat pemberi aroma alami dan buatan. ADapun contoh pemberi aroma alami adalah ekstrak buah stroberi, ekstrak minyak atsiri, ekstrak buah anggur, maupun vanili.
Sementara itu, zat pemberi aroma buatan terdiri atas amil kaproat untuk rasa apel, amil asetat untuk rasa pisang ambon, etil butirat untuk rasa nanas, vanillin untuk rasa vanilla, metal antranilat untuk rasa anggur, dan selai. Salah satu contoh makanan yang digemari anak-anak dan menggunakan zat pemberi aroma adalah jeli.