Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Salah satunya adalah potensi kekayaan tanah di Indonesia yang sangat besar dan bervariasi. Tanah sendiri merupakan tempat manusia melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. manusia bercocok tanam, membangun rumah, membangun jalan, dan sebagainya.
Tanah termasuk sumber daya alam yang dapat diperbarui atau renewable resources. Tanah berasal dari campuran bahan organik, mineral, gas, cairan, dan bahan organik yang bersama-sama mendukung kehidupan. Bahan organik itu berasal dari sisi makhluk hidup yang telah mati lalu terurai menyatu dengan tanah.
Secara umum, potensi kekayaan tanah di Indonesia dapat dibedakan menjadi 8 jenis, diantaranya tanah aluvial, andosol, regosol, terrarosa, litosol, organosol, grumusol, dan latosol. Kita simak yuk penjelasan mengenai jenis kekayaan tanah di Indonesia ini!
- Tanah Aluvial
Tanah aluvial terbentuk dari material halus hasil endapan aliran sungai. Jenis tanah ini biasa terdapat di dataran rendah atau lembah sepanjang tepiang sungai. Tanah ini subur, sehingga cocok dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Tekstur tanahnya lembut dan mudah untuk digarap. Namun, struktur tanah alluvial belum kuat sehingga akan hanyut saat terjadi banjir besar.
- Tanah Andosol
Tanah andosol terbentuk dari material erupsi gunung api. Tanah vulkanis ini terdapat di lereng-lereng gunung api. Warnanya coklat keabunan, karena subur tanah andosol cocok dijadikan lahan pertanian dengan pilihan lahan sebagai berikut lahan bergelombang cocok ditanami sayuran, palawija, dan holtikultura. Lahan dengan kemiringan cukup tinggi cocok ditanami tanaman perkebunan seperti kopi, kayu manis, dan kina.
- Tanah Regosol
Tanah regosol berasal dari material erupsi gunung api, dengan tekstur butiran kasar berwarna keabuan karena mengandung abu dan pasir vulkanis. Permukaannya bergelombang bahkan ada yang membukit, tetapi mengandung unsur hara dan mudah menyerap air sehingga subur dan cocok dijadikan lahan tanam. Tanaman yang cocok antara lain padi, tebu, palawija, tembakau, dan sayuran. Sayangnya, karena tanah gembur maka amat mudah terkena erosi.
- Tanah Terrarosa
Tanah terrarosa berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan. Tanah kapur ini tidak subur sehingga tidak cocok untuk jenis tanaman yang memerlukan banyak air. Tanaman yang dapat hidup di tanah ini adalah pohon jati dan pohon keras lain yang memiliki sifat kuat dan tahan lama.
- Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan tanah berbatu-batu. tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan beku dan endapan atau sedimen keras yang belum sempurna. Tekstur tanah bervariasi mulai dari bebatuan, kerikil, sampai butiran pasir.
(Baca juga: Jenis Tanah Berdasarkan Proporsi Partikelnya)
Namun, tanah ini mengandung sedikit unsur hara, sehingga tidak subur jika ditanami tanaman yang memerlukan unsur hara yang banyak. Tanaman yang mampu bertahan hidup pada tanah ini adalah jagung, rumput, dan alang-alang.
- Tanah Organosol
Tanah organosol merupakan hasil pembusukan dari berbagai jenis bahan organik. tanah ini dibedakan menjadi tanah humus dan tanah gambut.
- Tanah Grumusol
Tanah grumusol terbentuk dari batuan induk kapur dan tuffa vulkanis. Tanah ini bersifat basa, sehingga miskin hara dan unsur organik. Tekstur tanah bersifat lempung yaitu liat, mudah dibentuk, dan mudah hancur serta memiliki warna kehitaman.
Meskipun kurang subur, tanah ini dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam dengan dukungan saluran irigasi dan drainase yang baik. Pada musim hujan tanah grumusol dapat dimanfaatkan untuk persawahan sedangkan pada musim kemarau untuk ladang palawija.
- Tanah Latosol
Tanah latosol atau disebut juga inceptisol, yaitu tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Kandungan itu membuat tanahnya berwarna merah atau coklat hingga kekuningan, sehingga sering disebut tanah merah.
Tekstur tanah bervariasi mulai dari liat sampai gembur. Keunggulan tanah ini adalah dapat menahan air dan erosi. Kandungan hara dari tanah ini bisa terlihat dari warnanya, karena semakin merah tanah tersebut maka semakin berkurang kandungan haranya.
Untuk tanah yang agak subur, maka bisa dimanfaatkan untuk tanaman jagung, tembakau, tebu, sawit, dan karet. Sedangkan untuk tanah yang sudah keras dapat dimanfaatkan sebagai bahan membuat batu bata.